Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Harapan Baik di Balik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 12/09/2017, 19:27 WIB
|
EditorJosephus Primus

KOMPAS.com - Ada harapan baik di balik pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2017 usai. Data yang diterima Kompas.com hari ini dari hasil riset Property Affordability Sentiment Index H1-2017 oleh laman rumah.com menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menyentuh angka 5,3 persen.

Sebelumnya, dari laman bps.go.id diperoleh informasi bahwa sampai dengan kuartal I 2017, angka pertumbuhan itu berada di posisi 5,01 persen.

Lantas dari sisi properti, Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan mengatakan riset itu menunjukkan bahwa sebanyak 63 persen responden mengaku puas dengan kondisi pasar properti Indonesia pada semester I-2017. Namun harus diakui bahwa angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan semester II-2016 yang mencapai angka 66 persen.

Menurut Ike, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kondisi pasar properti saat ini. Sebanyak 67 persen responden menyatakan bahwa mereka mengaku puas dengan terjadinya tren peningkatan harga saat ini. Sementara, faktor lainnya adalah karena adanya potensi investasi jangka panjang yang bagus dan menguntungkan.

Di sisi lain, menurut survei ini, ketidakpuasan terhadap kondisi pasar properti saat ini lebih karena adanya kenaikan harga yang terlalu cepat dan harga properti yang terlalu mahal dan tidak wajar.

Adanya kenaikan harga yang terlalu cepat dan harga properti yang terlalu mahal dan tidak wajar juga melahirkan ekspektasi terhadap harga properti di Indonesia ke depannya.  Lantas, dalam enam bulan ke depan masyarakat Indonesia memperkirakan hunian berupa rumah tapak akan mengalami peningkatan harga tertinggi dibandingkan hunian vertikal. Sementara dalam 5 tahun ke depan 43 persen responden memprediksi harga properti residensial bisa meningkat lebih dari 10 persen.

Survei ini juga mencatat bahwa sebanyak 97 persen masyarakat Indonesia cenderung memilih untuk tinggal di dalam perumahan klaster yang dikembangkan oleh developer daripada rumah di non-klaster (permukiman warga). "Kami bisa memberikan advokasi yang berkualitas bagi konsumen dalam hal pertimbangan keputusan untuk memiliki rumah atau hunian lainnnya,” demikian Ike Hamdan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+