Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Minyak OPEC Turun untuk Pertama Kali dalam 6 Bulan

Kompas.com - 13/09/2017, 07:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Agustus 2017 turun untuk pertama kalinya sejak Maret 2017. Penurunan ini disebabkan pengurangan produksi oleh beberapa anggota yang merupakan eksportir terbesar minyak.

Mengutip CNBC, Rabu (13/9/2017), 14 anggota OPEC memproduksi minyak sebesar 32,7 juta barrel per hari (bph) pada Agustus 2017. Angka tersebut turun 79.100 bph dibandingkan pada bulan Juli 2017.

OPEC bersama beberapa produsen minyak utama dunia lainnya termasuk Rusia sepakat memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta bph. Upaya ini dilakukan untuk meredam banjir pasokan di pasar dan menurunkan pasokan minyak mentah dunia.

OPEC menyatakan, harga minyak telah terdongkrak pada pekan ini sejalan dengan Arab Saudi yang menginisiasi diskusi terkait perpanjangan pemangkasan produksi.

Pasokan minyak mentah di negara-negara OECD--yang sebagian besar adalah negara-negara maju--mencapai 195 juta barrel di atas rata-rata selama 5 tahun pada Juli 2017.

Peningkatan produksi di dua negara anggota OPEC, yakni Libya dan Nigeria, telah menyulitkan penurunan pasokan tersebut. OPEC sendiri telah mengecualikan dua negara itu dari kesepakatan pemangkasan produksi lantaran produksi mereka telah tertekan akibat konflik dalam negeri.

Akan tetapi, kedua negara tersebut meningkatkan produksi lebih cepat dari perkiraan. Tren tersebut mengalami pembalikan di Libya pada Agustus 2017m di mana produksi minyak mentah harian turun sekitar 112.000 barrel menjadi 890.000 bph.

Adapun produksi minyak mentah Nigeria melonjak 138.000 barrel menjadi 1,86 juta bph. Produksi minyak mentah Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, turun menjadi di atas 10 juta bph.

OPEC pun menaikkan outlook permintaan minyak global pada 2017 dan 2018. Kini OPEC meyakini bahwa dunia akan mengonsumsi minyak sebesar 96,77 juta bph pada tahun 2017 dan 98,12 juta bph pada tahun 2018.

Revisi tersebut terjadi khususnya karena pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik dari perkiraan. OPEC juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,4 persen menjadi 3,5 persen pada tahun 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com