JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah pemerintah akan mengimpor gas alam cair (LNG) dari Singapura.
Luhut menyebut kerja sama yang akan dilakukan dengan Singapura adalah pertukaran, bukan impor LNG.
"Menyangkut (kabar impor) LNG, kontraknya itu bukan kontrak jual beli gas. Enggak ada urusan jual beli gas," kata Luhut, saat menyelenggarakan afternoon tea bersama awak media, di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017).
Kerja sama yang bisa dilakukan adalah penyediaan infrastruktur untuk meminimalisir biaya. Singapura, kata dia, memiliki infrastruktur mini yang dapat mendistribusikan LNG ke powerplant atau pembangkit listrik.
(Baca: Opsi Impor LNG untuk Turunkan Harga Gas Industri Menuai Banyak Kritikan)
Sedangkan pemerintah Indonesia tetap akan menyediakan LNG. Nantinya, hasil pengolahan akan digunakan sebagai pembangkit listrik di daerah terpencil.
Ada sembilan lokasi yang akan diujicoba menggunakan proyek tersebut, namun pihaknya baru melihat tiga lokasi.
Rencana ini juga bisa gagal dilakukan jika tak ada pendanaan yang masuk.\
"Jadi ini masih kajian. Perjanjian itu ada dan tidak ada yang kami langgar, kami juga enggak bodoh-bodoh amat dan kami tidak ingin melacurkan diri untuk hal seperti itu," kata mantan Menko Polhukam tersebut.
(Baca: Luhut Akan Buka-bukaan Wacana Impor Gas Alam Cair hingga Reklamasi)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.