Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Perbankan, Digitalisasi Adalah Keharusan

Kompas.com - 19/09/2017, 17:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan adanya perkembangan teknologi, maka industri perbankan juga harus siap dengan era digitalisasi. Karenanya, perbankan harus bisa meningkatkan investasi terkait teknologi informasi (TI).

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyatakan, perbankan nasional kini sedang menghadapi tantangan struktural. Ini sejalan dengan kebutuhan digitalisasi perbankan guna menghadapi era digital.

"Bagaimana bank secara organisasi menghadapi masalah struktural ini, sehingga bank mampu mengambil keputusan dalam menghadapi era digitalisasi," ujar Jahja di sela-sela acara Indonesia Banking Expo (IBEX) di Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Menurut Jahja, digitalisasi saat ini harus diikuti oleh perbankan. Kondisi ini juga akhirnya dapat mendorong efisiensi dan kemudahan, baik bagi bank maupun nasabah.

(Baca: Digitalisasi Ekonomi Bisa Sumbang 10 Persen ke Perekonomian Indonesia)

Untuk menjawab tantangan ini pun perbankan juga berlomba-lomba untuk menerapkan layanan digital. Intinya, kata Jahja, digitalisasi merupakan sebuah keharusan bagi perbankan saat ini.

"Digitalisasi bukan pilihan, melainkan keharusan bagi bank. Semua harus terhubung dengan digital channel, konsumen juga mencari kemudahan dalam transaksi," ungkap Jahja.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, transformasi digital bukan pilihan bagi bank, namun sebuah keniscayaan.

Dengan demikian, bank juga harus mampu mengikuti perkembangan zaman.

"Bank harus bisa berubah peran ibarat perusahaan IT tapi dengan izin perbankan," jelas Kartika.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tersebut menjelaskan, ada 3 (tiga) manfaat bagi bank yang telah menerapkan digitalisasi perbankan.

Pertama adalah sistem pembayaran di mana nasabah akan memperoleh layanan yang lebih cepat dan akses yang lebih mudah ketimbang harus ke kantor cabang.

"Kedua, cost (biaya) perbankan yang lebih efisien. Bank akan beralih ke low cost channel (kanal yang lebih murah).

Ketiga, yakni new market (pasar yang baru). Memanfaatkan data transaksi payment (pembayaran) melalui data analytics, untuk cross selling loan product," terang Kartika.

Kompas TV Kebanyakan perintis terlalu antusias menciptakan teknologi yang ternyata tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com