Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Ekonomi Digital Berkembang, Butuh Banyak Talenta TI

Kompas.com - 20/09/2017, 12:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Era ekonomi digital terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat di Indonesia. Dengan ekonomi berbasis digital tersebut, maka dibutuhkan berbagai sumber daya pendukungnya agar dapat terus maju secara berkelanjutan.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang dirasa masih menjadi hambatan untuk mendorong perkembangan ekonomi digital. Salah satu aspek yang masih membutuhkan banyak sumber daya adalah talenta di bidang teknologi informasi (TI).

CEO Go-Jek Nadiem Makarim menjelaskan, salah satu hal yang masih kurang di Indonesia adalah talenta di bidang TI. Padahal, talenta adalah aspek kunci dalam pengembangan ekonomi digital.

"Belum cukup banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang fokus ke product engineering, design. Harapannya akan muncul sekolah-sekolah yang mengajarkan coding," ujar Nadiem pada Talkshow Ekonomi Baru di Era Digital di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (20/9/2017).

(Baca: Di 2020 Ekonomi Digital Indonesia Akan Mencapai 1.700 Triliun)

 

Menurut Nadiem, coding seharusnya merupakan bahasa wajib yang diajarkan sejak dini. Pasalnya, bahasa pemrograman tersebut merupakan bahasa masa depan untuk mengkonstruksi "kantor-kantor virtual."

"Kalau tidak mengerti akan sangat sulit bersaing. Kita akan selalu menjadi observer, bukan player," ujar Nadiem.

Pada kesempatan yang sama, CFO Traveloka Henry Hendrawan juga menyoroti pentingnya talenta di bidang TI untuk mengembangkan ekonomi digital.

Menurut Henry, saat ini cukup sulit untuk mencari talenta yang bagus untuk mengembangkan bisnis digital.

"Selain regulasi juga talent. Mencari talent yang banyak dan bagus jadi tantangan untuk startup yang berekspansi tidak hanya domestik, tapi juga regional," ungkap Henry.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, Indonesia memiliki kesempatan dan kelebihan untuk mengembangkan ekonomi digital.

Salah satunya adalah penduduk Indonesia didominasi kaum muda, yang cenderung sangat cepat menyesuaikan diri untuk masuk ke ekonomi digital.

Akan tetapi, talenta di bidang TI diakui Darmin masih kurang. Sehingga, harus dicari caranya untuk meningkatkan jumlah talenta tersebut.

"Enggak usah programmer, itu terlalu tinggi, coding saja orangnya memang kurang. Harus dicari, apa mau push (dorong) saja pendidikannya atau buka lebih mudah untuk bidang tertentu," jelas Darmin.

Kompas TV BI Siapkan Data Statistik Transaksi Belanja "Online"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com