Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub: Status Awas Gunung Agung Belum Pengaruhi Penerbangan di Bali

Kompas.com - 24/09/2017, 10:20 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan peningkatan status Gunung Agung belum berdampak pada aktivitas penerbangan dari dan menuju Bali. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Agus Santoso mengatakan, meskipun tidak berdampak, pihaknya tetap menyiapkan rencana kontigensi untuk antisipasi jika gunung tersebut mengalami erupsi dan berdampak pada aktivitas penerbangan. 

Hingga Sabtu pagi Wita, sebaran debu vulkanik (volcanic ash) belum terdeteksi. Dengan demikian, kondisi yang terjadi pada Gunung Agung belum memengaruhi operasional penerbangan.

"Aktivitas penerbangan baik domestik maupun internasional dan over flying, masih normal," ujar Agus dalam keterangannya, Minggu (24/9/2017). 

Dalam hal ini, Agus mengingatkan seluruh insan penerbangan yang beroperasi di Bali tetap waspada terkait peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung tersebut. 

"Kondisi cuaca harus diperhatikan benar-benar dan merujuk pada hasil pengamatan dan kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BMKG, tim pengelola navigasi penerbangan (AirNav Indonesia) dan pilot maskapai penerbangan harus melakukan koordinasi intensif dengan PVMBG agar untuk menghindari kondisi-kondisi yang bisa membahayakan keselamatan operasional penerbangan," jelas dia. 

Baca juga: Gunung Agung Berstatus Awas, AirNav Siapkan Langkah Antisipasi

Agus menekankan bahwa keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan harus tetap diperhatikan. Untuk itu, upaya pencegahan harus didahulukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Di sisi lain, Agus juga mengharuskan semua pihak bersiap-siap menghadapi segala sesuatu yang terburuk.

"Saya instruksikan pada siapa saja, jangan memaksakan untuk terbang kalau memang kondisi tidak memungkinkan dan ada larangan untuk itu. Lebih baik menunggu di darat dengan selamat daripada terbang tapi tidak selamat. Dan, untuk maskapai serta pengelola bandara, harus disiapkan antisipasi penanganan penumpukan penumpang di bandara jika terjadi keterlambatan (delay) penerbangan," imbuh dia.

Agus menambahkan, pihaknya akan terus memantau perubahan kondisi akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung ini dengan bekerja sama pihak-pihak terkait seperti PVMBG, BMKG dan BNPB. 

Menurut dia, Ditjen Hubud akan proaktif dengan menerbitkan notice to airmen (Notam) jika terjadi perubahan kondisi cuaca. Baik kondisi yang positif maupun negatif untuk penerbangan.

Dan kepada penumpang, Agus mengharapkan agar bersabar dan tetap mengikuti aturan yang berlaku. 

"Ini adalah kondisi alam yang tidak bisa cegah. Jadi kita harus bersabar dan mengantisipasinya sehingga tidak mengganggu keselamatan, keamanan dan kenyamanan kita," tukas dia.

Baca juga: Jalur Selatan Jawa Sudah Bisa Digunakan untuk Penerbangan Domestik 

Dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang merujuk pada PVMBG, terjadi peningkatan aktivitas vulkanik dari kegempaan yang terus meningkat sehingga status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dinaikkan dari Siaga (Level 3) menjadi Awas (Level 4).

Level Awas adalah level tertinggi dalam status gunung api. Status Awas berlaku terhitung mulai tanggal 22 September 2017 pukul 20.30 Wita.

Kompas TV Warga kawasan rawan bencana Kabupaten Karangasem Bali kini banyak yang mengungsi akibat status Gunung Agung yang terus membahayakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com