Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Larang Ekspor Produk Minyak ke Korea Utara

Kompas.com - 25/09/2017, 09:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China menetapkan sanksi baru untuk Korea Utara. Kali ini, pemerintah China melarang ekspor sejumlah produk minyak ke Korea Utara setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan larangan serupa pada pekan lalu.

Mengutip Bloomberg, Senin (25/9/2017), China menahan pengiriman kondensat dan liquefied natural gas (LNG) ke Korea Utara mulai Sabtu (23/9/2017) lalu.

Selain itu, menurut Kementerian Perdagangan China, ekspor produk minyak termurnikan ke Korea Utara juga akan dibatasi mulai 1 Oktober 2017.

China adalah mitra dagang terbesar bagi Korea Utara. Dengan dijatuhkannya sanksi baru ini, China melarang impor produk tekstil dari Korea Utara. Sanksi tersebut ditetapkan setelah Trump menjatuhkan sanksi baru bagi individu, perusahaan, dan perbankan yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.

Tujuannya adalah untuk makin mengisolasi rezim dan meningkatkan tekanan ekonomi sebagai cara menahan progtam senjata Korut.

Pada 11 September 2017 lalu, bank sentral China atau People’s Bank of China menyatakan telah menginstruksikan kepada perbankan dan entitas keuangan lainnya untuk melakukan penutupan atas rekening yang terkait dengan sanksi di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.

Di bawah resolusi tersebut, negara-negara anggota harus membatasi ekspor produk minyak yang telah dimurnikan ke Korea Utara sebesar 500.000 barrel per 1 Oktober 2017 hingga 31 Desember 2017.

Adapun pengiriman secara tahunan harus dibatasi tak lebih dari 2 juta barel per 1 Januari 2018. Trump sendiri telah mengancam bakal "benar-benar menghancurkan" Korut apabila terus memprovokasi AS dan sekutu-sekutunya.

AS juga akan terus menggunakan jalur ekonomi dan diplomatik untuk menahan program nuklir dan misil Pyongyang. Pemimpin Korut Kim Jong Un pun merespon pidato Trump pada Sidang Umum PBB.

Menurut Kim, Trump terganggu mentalnya dan mengancam bakal mengambil "langkah perlawanan dengan kadar kekerasan tertinggi sepanjang sejarah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com