Patung itu sungguh menggetarkan. Seorang ibu yang menggendong anaknya sambil mengangkat senapan dan berteriak lantang.
Dialah Mathilda Batlayeri, pahlawan dari Tanimbar, yang patungnya kokoh berdiri di depan bandara yang juga memakai namanya.
Mathilda gugur dengan penuh keberanian saat menghalau serbuan pemberontak di Tanah Laut Kalimantan Selatan pada September 1953.
Patung Mathilda seolah menyambut orang-orang yang datang ke Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat Propinsi Maluku, yang berada di kepulauan Tanimbar, salah satu pulau terdepan Indonesia di kawasan timur selatan, berbatasan dengan Australia.
Patung itu seolah pula ingin mengatakan kepada orang-orang yang datang, beginilah sosok kami orang Tanimbar, penuh kehangatan layaknya seorang ibu dan penuh keberanian laiknya seorang pejuang.
Ya, kini memang semakin banyak orang yang datang ke Saumlaki, yang berjarak 1 jam 40 menit dari Ambon via udara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), jumlah penumpang yang tiba di bandara Mathilda Batlayeri pada 2016 mencapai 38.346 orang, cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Adapun kunjungan penumpang yang melalui Pelabuhan laut Saumlaki pada 2016 sebanyak 20.286 orang.
Meningkatnya kunjungan orang ke Saumlaki tidak terlepas dari mulai menggeliatnya perekonomian kota tersebut.
Perekonomian Saumlaki mulai terakselerasi sejak adanya tol laut yang digagas Presiden Joko Widodo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.