Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Saumlaki, “Sirip” Baru Penghela Ekonomi Kawasan Timur

Kompas.com - 25/09/2017, 17:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorMuhammad Fajar Marta

Patung itu sungguh menggetarkan. Seorang ibu yang menggendong anaknya sambil mengangkat senapan dan berteriak lantang.

Dialah Mathilda Batlayeri, pahlawan dari Tanimbar, yang patungnya kokoh berdiri di depan bandara yang juga memakai namanya.

Mathilda gugur dengan penuh keberanian saat menghalau serbuan pemberontak di Tanah Laut Kalimantan Selatan pada September 1953.

Patung Mathilda seolah menyambut orang-orang yang datang ke Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat  Propinsi Maluku, yang berada di kepulauan Tanimbar, salah satu pulau terdepan Indonesia di kawasan timur selatan, berbatasan dengan Australia.

Patung itu seolah pula ingin mengatakan kepada orang-orang yang datang, beginilah sosok kami orang Tanimbar, penuh kehangatan layaknya seorang ibu dan penuh keberanian laiknya seorang pejuang.

Ya, kini memang semakin banyak orang yang datang ke Saumlaki, yang berjarak 1 jam 40 menit dari Ambon via udara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), jumlah penumpang yang tiba di bandara Mathilda Batlayeri pada 2016 mencapai 38.346 orang, cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Adapun kunjungan penumpang yang melalui Pelabuhan laut Saumlaki pada 2016 sebanyak 20.286 orang.

Meningkatnya kunjungan orang ke Saumlaki tidak terlepas dari mulai menggeliatnya perekonomian kota tersebut.

Perekonomian Saumlaki mulai terakselerasi sejak adanya tol laut yang digagas Presiden Joko Widodo.

Tol laut merupakan sistem transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke. Tol laut bertujuan untuk memeratakan pertumbuhan ekonomi antar daerah dan menumbuhkan kantong-kantong ekonomi baru.

Dari 11 trayek tol laut yang beroperasi saat ini, salah satu trayek melewati Saumlaki. Trayek itu adalah T-2  dengan rute Tanjung Perak – Kalabahi – Moa – Saumlaki — Dobo — Merauke – Dobo – Saumlaki – Moa –Kalabahi – Tg Perak. Satu kali perjalanan (voyage) T-2 memakan waktu 28 hari.

Kapal tol laut membawa barang-barang kebutuhan pokok dari kota-kota besar ke wilayah-wilayah terpencil yang sebagian besar berada di wilayah timur Indonesia.

Dari Tanjung Perak Surabaya, kapal tol laut membawa beras, kedelai, cabai, bawang merah, gula, minyak goreng, tepung terigu, daging sapi, daging ayam, telur ke Saumlaki dan daerah lainnya di kawasan timur Indonesia.

Sementara dari Saumlaki, kapal tol laut membawa ikan segar seperti bandeng, kembung, tongkol, cakalang, dan tuna ke Surabaya.

Pelabuhan Laut SaumlakiIstimewa Pelabuhan Laut Saumlaki

Dalam setahun, kapal tol laut ditargetkan dapat singgah 9 kali di pelabuhan Saumlaki. Kunjungan rutin kapal tol laut ke Saumlaki membuat transaksi perdagangan meningkat. Selain itu juga menurunkan harga-harga komoditas di Saumlaki.

Harga beras misalnya, turun sekitar 22 persen dibandingkan sebelum ada tol laut. Lalu harga gula pasir turun 28 persen, harga minyak goreng curah turun 15  persen,  tepung  terigu turun 29  persen,  daging  ayam ras turun 28 persen, telur turun 49 persen, triplek turun 17 persen, dan harga semen turun 22 persen.

Meningkatnya aktifitas perdagangan di Saumlaki salah satunya terindikasi dari bertambahnya jumlah Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan pemerintah kabupaten MTB. Pada akhir 2014, jumlah SITU hanya 317 izin. Namun pada akhir 2016, jumlahnya melonjak empat kali lipat lebih menjadi 1.318. 

Seiring itu, jumlah pedagang juga meningkat dari 1.129 orang pada 2014 menjadi 1.658 orang pada 2016, atau meningkat 47 persen.

Kondisi itu akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi MTB sebesar 5,91 persen pada tahun 2016, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,02 persen. 

Dampaknya, tingkat kesejahteraan masyarakat MTB pun terus meningkat. Mereka pun memanfaatkan perbankan untuk membeli rumah dan kendaraan bermotor, dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional yang dirilis Bank Indonesia, kredit rumah tangga di MTB per JUni 2017 mencapai Rp 567,9 miliar, meningkat 12,52 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Potensi Saumlaki untuk terus tumbuh masih sangat terbuka. Salah satu potensi besar yang dimiliki Saumlaki adalah sektor perikanan. Kepulauan Tanimbar diapit tiga laut yang kaya ikan yakni Laut Arafuru di sebelah timur, Laut Banda di sebelah barat laut, dan Laut Timor di sebelah barat daya.

Potensi tangkapan ikan pelagis besar bernilai tunggi seperti tuna, cakalang, dan tongkol di Laut Timor dan Arafuru mencapai 490.000 ton per tahun. Sementara potensi tangkapan ikan demersal bernilai tinggi seperti kerapu dan kakap mencapai 586.000 ton per tahun.

Jika asumsi harga rata-rata ikan bernilai tinggi itu sebesar Rp 10.000 per kg saja, maka potensi tangkapan di Laut Arafuru dan Laut Timor sekurangnya mencapai Rp 10 triliun per tahun.

Pada 2016, produksi perikanan tangkap di MTB baru mencapai 9.702 ton dengan nilai sebesar Rp 151 miliar. Produksi tersebut dihasilkan nelayan yang total jumlahnya sebanyak 11.245 orang.

Sebagian besar nelayan di MTB merupakan nelayan kecil yang menggunakan perahu tanpa motor. Adapun alat tangkap yang banyak digunakan adalah pancing dan jaring insang (gill net).

SKPT

Dengan berbagai potensinya tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun menetapkan Saumlaki sebagai satu dari 12 pulau perbatasan yang akan dikembangkan sebagai Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT).

Sebelas pulau lainnya adalah Natuna, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur, dan Sabang. 

SKPT merupakan pembangunan pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan dengan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak utamanya.

Konsep SKPT adalah mengintegrasikan rantai nilai bisnis perikanan dalam satu lokasi. Dengan demikian, tahapan mulai dari pendaratan ikan, pengolahan ikan, hingga pemasarannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

SKPT menyediakan seluruh sarana dan prasarana bisnis perikanan seperti pelabuhan ikan, tempat pelelangan ikan, coldstorage, tempat perbaikan kapal, penyediaan bbm dan es, karantina untuk ekspor hingga tempat penginapan untuk nelayan.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, konsep SKPT juga bertujuan menciptakan sistem logistik ikan yang lebih efisien karena dekat dengan pasar ekspor. Dalam hal ini, daerah SKPT akan langsung menjadi pintu gerbang (gateway) untuk ekspor.

Saumlaki hanya berjarak 490 km dari Darwin Australia, yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor hasil perikanan Indonesia.

Penerbangan dari Saumlaki ke Darwin, kota di utara Australia hanya memakan waktu kurang dari satu jam, jauh lebih cepat dari penerbangan Saumlaki ke Jakarta yang memakan waktu lebih dari 5 jam.

SKPT Saumlaki rencananya akan dibangun di atas lahan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ukurlaran seluas 2 hektar.

PPI Ukurlaran SaumlakiIstimewa PPI Ukurlaran Saumlaki

PPI Ukurlaran, yang berjarak 6 km dari pusat kota Saumlaki, merupakan proyek yang dibangun Kabupaten MTB pada tahun 2005.

Namun PPI tersebut kini mangkrak, menyisakan dermaga, tempat pelelangan ikan, bangunan processing ikan, pabrik es, gedung perkantoran yang tidak terawat dan rusak di sana-sini.

Karena akan dikembangkan sebagai SKPT oleh pemerintah pusat, Pemda MTB pun menyerahkan lahan PPI Ukurlaran tersebut untuk dikelola KKP.

KKP sendiri mengalokasikan dana sekitar Rp 65 miliar untuk merehabilitasi PPI Ukurlaran menjadi SKPT.

Dana tersebut akan digunakan antara lain untuk memperbaiki dermaga, tempat pelelangan ikan, membangun coldstrorage berkapasitas  200 ton, pengadaan ice flake machine sebanyak 3 unit dengan kapasitas masing-masing 1,5 ton per hari, pembangunan instalasi listrik, air bersih, dan stasiun pasokan bahan bakar minyak.

Pemerintah Jepang, melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga akan menyalurkan dana untuk pengembangan SKPT Saumlaki antara lain membantu pembangunan pelabuhan perikanan, pasar, coastal radar, serta sistem satelit. 

Ekspor

Untuk mendorong ekspor, KKP juga telah membangun pusat karantina ikan di Saumlaki. Dengan demikian, kualitas ikan ekspor dari Saumlaki dipastikan akan berkualitas tinggi dan memenuhi standar ekspor. Berikutnya akan berdiri pula kantor bea cukai dan kantor imigration.

 

Berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan SaumlakiIstimewa Berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan Saumlaki

Selain itu juga akan ada penerbangan kargo langsung dari Saumlaki ke Darwin. Dengan transportasi udara, hasil perikanan dari Saumlaki sudah bisa sampai di Darwin dalam waktu sekitar 40 menit.

Ekspor ikan langsung dari Saumlaki ke Darwin tentu lebih efisien ketimbang ikan dibawa dulu ke Jakarta atau Surabaya baru kemudian diekspor, seperti yang selama ini dilakukan. Rute penerbangan Saumlaki – Darwin sudah disetujui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Penerbangan perdana Saumlaki – Darwin ditargetkan terealisasi pada Oktober 2017 dengan menggunakan pesawat ATR. Selanjutnya, penerbangan akan dilakukan secara rutin minimal seminggu sekali.

Pada tahap awal, penerbangan Saumlaki – Darwin kemungkinan hanya untuk kargo. Dari Saumlaki, pesawat akan membawa hasil laut terutama ikan-ikan bernilai tinggi seperti tuna, kakap, kerapu, lobster, cumi, dan udang. Sementara dari Darwin, pesawat bisa membawa daging atau kebutuhan lain.

Adapun untuk tahap berikutnya, diharapkan turis Australia juga tertarik untuk berkunjung ke Saumlaki yang kaya dengan wisata bahari seperti pantai, pulau-pulau kecil, dan mangrove.

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja, penerbangan Saumlaki – Darwin tidak hanya mendorong sektor perdagangan, tetapi juga industri pariwisata di Saumlaki.

Efek berikutnya, investor akan berbondong-bondong masuk ke Saumlaki. Mereka akan berlomba-lomba menanamkan modalnya di industri pengolahan ikan, perdagangan, dan pariwisata seperti membangun resort di pulau-pulau kecil. “Ini tentu akan mendorong perekonomian Saumlaki secara signifikan,” kata Sjarief.

SKPT Saumlaki ditargetkan sudah bisa beroperasi secara terbatas pada tahun ini. Adapun pembangunan seluruh sarana dan prasarana diharapkan rampung pada tahun 2018.

Apabila fasilitas telah lengkap, maka ratusan kapal ikan yang beroperasi di Laut Arafuru akan mendaratkan ikannya di SKPT Saumlaki. Kapal-kapal ikan itu termasuk kapal ikan bekas cantrang dari Jawa yang kini banyak beroperasi di Arafuru.

Menurut Direktur Kapal dan Alat Tangkap Ikan KKP Agus Suherman, KKP pada tahun ini  juga akan menyerahkan bantuan 38 kapal ikan dengan ukuran di bawah 5 GT kepada para nelayan Saumlaki melalui koperasi. Kapal-kapal itu sudah dilengkapi alat tangkap dan kotak pendingin (cool box).

Keberadaan SKPT Saumlaki diprediksi bisa meningkatkan produksi perikanan MTB dari 9.702 ton per tahun saat ini menjadi sekitar 36.500 ton per tahun.

Kunjungan presiden 

Begitu besarnya perhatian pemerintah pusat terhadap Saumlaki, Presiden Joko Widodo pun berencana datang ke Saumlaki pada November 2017.

Agenda Presiden di Saumlaki antara lain meresmikan SKPT Saumlaki, yang diharapkan menjadi pendorong perekonomian MTB sekaligus mewujudkan konsep nawacita yakni membangun Indonesia dari pinggiran dan menjadikan daerah-daerah terluar sebagai beranda depan Indonesia.

Bupati MTB Petrus Fatlolon menegaskan akan mendukung penuh pembangunan SKPT Saumlaki.

“Kami telah menyerahkan aset PPI Ukurlaran kepada KKP. Dengan SKPT ini diharapkan banyak investor yang datang untuk menanamkan modalnya di MTB. Investor yang datang ke MTB akan dipermudah agar bisa cepat menjalankan bisnisnya. Sangat banyak potensi bisnis yang bisa dikembangkan di MTB,” katanya.

Asisten Bidang Pembangunan Ekonomi dan Kemasyarakatan Pemkab MTB Alo Batkormbawa menambahkan, sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata merupakan sektor-sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan. "MTB memiliki banyak objek wisata bahari," kata Alo. 

Sementara itu, Ketua Koperasi Himpunan Masyarakat Nelayan Indonesia (HMNI) Takwa Fuadi mengatakan, program SKPT merupakan strategi jitu yang akan memacu perkembangan sektor perikanan, juga meningkatkan kesejahteraan nelayan secara signifikan.

Koperasi HMNI, menurut Takwa, akan mendukung dan bersinergi dengan KKP untuk mensukseskan program SKPT di berbagai wilayah Indonesia termasuk di Saumlaki.

"Kami sangat mendukung rencana ekspor ikan langsung dari Saumlaki ke Darwin. Sebab, nelayan bisa mendapatkan harga jual yang lebih tinggi sepanjang kualitas hasil tangkapannya bagus," kata Takwa.

Karena itu, HMNI berharap rencana penerbangan Saumlaki - Darwin benar-benar bisa direalisasikan. "Untuk mendukung kelancaran ekspor, kantor bea cukai dan imigrasi di Saumlaki juga harus disegerakan," kata Takwa.

Menurut Takwa, bila ekspor ikan dari Saumlaki ke Darwin bisa berkesinambungan, niscaya Saumlaki akan menjadi “sirip” baru yang akan menggerakkan perekonomian di kawasan timur Indonesia seperti yang dicita-citakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Kompas TV Menteri Susi: Jokowi Dukung Kapal Pencuri Ditenggelamkan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com