Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin Resmikan Kawasan Ekonomi Khusus Palu

Kompas.com - 27/09/2017, 21:00 WIB
Erna Dwi Lidiawati

Penulis

PALU, KOMPAS.com – Ditandai dengan penekanan tombol dan penandatangan prasasti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, resmi dibuka.

"Saya tidak menyangka KEK Palu menjadi yang pertama diresmikan dari 11 KEK yang sedang dibangun di seluruh Indonesia. Ternyata Gubernur Sulteng paling berani melakukan terobosan sehingga KEK Palu menjadi yang pertama diresmikan," kata Menko Darmin, Rabu (27/9/2017)

Menurut Darmin,  KEK didesain secara khusus oleh pemerintah pusat untuk kepentingan pembangunan daerah guna mendorong tumbuhnya industri pengolahan dan membantu memperluas pasar.

Adanya KEK bisa meningkatkan nilai tambah untuk kesejahteraan rakyat. Karena itu, semua investor yang masuk KEK Palu dengan produk yang masuk dalam kategori komoditi strategis di KEK tersebut, akan mendapatkan pembebasan pembayaran pajak dalam waktu tertentu (tax holiday).

(Baca: Tahun Ini, akan Hadir 3 Kawasan Ekonomi Khusus)

Selain itu, mereka akan mendapat kemudahan pemberian izin baik yang menjadi wewenang pemerintah pusat maupun wewenang gubernur dan bupati atau walikota.

“Terkait Izin Mendirikan Bangunan (IMB), investor sudah bisa merealisasi investasinya walaupn IMB masih dalam proses. Dan yang penting investor tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan memperoleh IMB dan pemerintah setempat melakukan pengawasan yang baik terhadap kegiatan investor agar tidak melenceng dari ketentuan IMB,” kata Darmin.

Tentu saja dengan ramainya investasi di KEK, kata Darmin, diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah akan bergerak lebih tinggi, distribusi pendapatan akan lebih baik dan pengentasan kemiskinan akan lebih cepat tercapai. 

Kompas TV Presiden Jokowi banyak memberi contoh konkret perubahan di era digital
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Whats New
Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Whats New
Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Whats New
Lowongan Kerja PPM Manajemen untuk Lulusan S1, Cek Syarat dan Posisinya

Lowongan Kerja PPM Manajemen untuk Lulusan S1, Cek Syarat dan Posisinya

Work Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 15 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 15 Mei 2024

Spend Smart
IHSG dan Rupiah Melaju di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melaju di Awal Sesi

Whats New
Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung

Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 15 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 15 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Pabrik Tutup, 2.650 Pekerja di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir

Pabrik Tutup, 2.650 Pekerja di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir

Whats New
IHSG Hari Ini Diproyeksi Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Hari Ini Diproyeksi Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup 'Hijau'

Dibayangi Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup "Hijau"

Whats New
Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Whats New
Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com