Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Tampik Kondisi Keuangannya Babak Belur

Kompas.com - 27/09/2017, 21:55 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – PT PLN (Persero) menampik kabar kondisi keuangannya babak belur akibat proyek pembangkit listrik 35.000 mega watt. Bahkan, PLN mengklaim tidak memiliki masalah dalam pembayaran utang.

“Semuanya (utang) dibayar on time. Enggak ada (kekhawatiran),” ujar Sirektur Keuangan PLN Sarwono Sudarto di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/9/2017).

Saat ini, utang PLN sudah mencapai Rp 300 triliun. Sekitar Rp 58 triliun dari utang tersebut adalah penambahan utang selama tiga tahun terakhir.

Menurut Sarwono, PLN sudah memiliki proyeksi tata kelola utang perusahaan hingga 30 tahun ke depan.

(Baca: Tanggapi Surat Sri Mulyani, Dirut PLN Sebut Tak Ada yang Perlu Dikhawatirkan)

 

Termasuk kapan waktu jatuh temponya hingga kapan bunganya dilakukan. Meski begitu kata dia, dana yang dimiliki PLN sangat besar.

Hal itu tercermin di dalam angka investasi PLN yang naik Rp 150 triliun dalam tiga tahun terakhir. Sementara itu, posisi aset PLN sudah mencapai Rp 1.300 triliun.

Adapun equitas peruahaan mencapai Rp 900 triliun, atau tiga kali lipat dari total utang. “Semua (utang jatuh tempo tahun ini) sudah kami bayar hampir Rp 10 triliun yang global bond, working capital, engga ada masalah bagi kami,” kata Suswono.

Dari sisi laba, PLN mengakui kondisi keuangan akan mengalami penurunan pada tahun ini seiring tidak adanya kenaikan tarif.

Meski begutu, ia mastikan dampaknya tidak akan besar kepada keuangan PLN. Pernyataan ini sekaligus jawaban atas keresahan Menteri keuangan Sri Mulyani terkait risiko gagal bayar PLN di tengah beban proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 mega watt.

Sebelumnya, mengutip Kontan, dalam suratnya tertanggal 19 September 2017, Menkeu menyatakan perlu ada penyesuaian target program 35.000 MW sebab PLN tidak mampu memenuhi pendanaan investasi dari cashflow operasi.

Kondisi keuangan PLN terus turun, seiring kian besarnya kewajiban untuk memenuhi pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang tak didukung pertumbuhan kas bersih operasi.

Selain itu, pendanaan internal PLN juga terbatas untuk melakukan investasi dalam rangka melaksanakan penugasan pemerintah. Mau tidak mau, PLN harus menggantungkan harapan pada pinjaman pihak lain.

Kompas TV Tak Ada Listrik, Warga Lembata Pakai Lampu tenaga Surya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com