Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Christine Bangun Usaha Klappertaart di Manado...

Kompas.com - 01/10/2017, 06:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Jika anda berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara, kurang lengkap rasanya jika tidak mencoba dan membawa kue klappertaart sebagai oleh-oleh. Nah salah satu klappertaart yang paling terkenal dan dicari-cari di Manado adalah Christine Klappertaart.

Namun siapa sangka klappertaart yang diminati wisatawan domestik hingga Wakil Presiden RI Jusuf Kalla itu dibangun dengan jerih payah sang pemiliknya, Elsje Christine Sumangkut.

Kompas.com berkesempatan mendengar cerita sukses Christine tersebut saat mengunjungi Manado bersama tim #ExploreJNE Manado, Kamis (28/9/2017).

"Waktu awal (usaha) saya memang sempat diragukan sama orang di kampung, apa kamu kuat bersaing sama yang punya modal kuat dan nama sudah besar? Saya bilang, 'nanti lihat pasar saja bagaimana permintaan', karena kami kan bikin sesuatu yang harus ada perbedaan dari mereka," kata Christine yang memulai usaha klappertaart karena hobi membuat kue dengan bahan dasar kelapa tersebut.

Christine membuka usaha klappertaart saat sang suami ditugaskan di Bandung, pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2007, mereka kembali ke Manado dan Christine menerima pesanan klappertaart.

Dia menyebut, pelanggan utamanya saat itu adalah teman-temannya. Christine yang saat itu belum memiliki toko, mulai memberanikan diri menitipkan produknya ke toko oleh-oleh temannya di Bandara Internasional Sam Ratulangi.

Pada akhirnya, Christine berkesempatan menyewa stand di bandara dan menjual klappertaart-nya.

Standnya berukuran 4x3,5 meter dengan sebuah meja dan seorang karyawan. Namun, usahanya di bandara tidak berlangsung lama, hanya sekitar dua tahun, karena keterbatasan modal yang dimilikinya.

"Memang tantangannya banyak sekali. Saya sempat dikeluarkan dari situ sama pesaing saya yang memang sudah punya nama di bandara. Mereka ini yang sudah kontrak sewa dan bayar sampai puluhan juta, kalau saya enggak kontrak," kata Christine.

Pada tahun 2012, Christine membuka toko pertama klappertaart di Kairagi, Manado. Lagi-lagi usahanya tak berjalan dengan mulus. Baru satu minggu membuka usaha, toko Christine sudah dilempari batu oleh oknum tak dikenal.

"Orang-orang sekitar bilang, enggak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya. Yang punya rumah di situ mau telusuri siapa yang lempar batu, saya bilang enggak usah, berarti saya sudah dianggap sebagai saingan mereka," kata Christine.

Banyaknya halangan yang ditemui perempuan kelahiran Banjarmasin, 24 Mei 1968 itu tak membuat dirinya mundur dan menghentikan usahanya.

Justru halangan-halangan inilah yang menjadikan motivasi dirinya untuk terus maju mengembangkan usaha Christine Klappertaart.

"Semua (halangan) itu justru membuat saya tertantang untuk maju. Jangan putus asa, gigih, dan tetap bekerja keras, itu kuncinya," kata ibu dua anak tersebut.

Bisnisnya terus berkembang. Setelah membuka toko di Kairagi, dia membuka "Christine Klappertaart" di Tilaka, Manado, pada tahun 2016.

Bedanya "Christine Klappertaart" dengan toko oleh-oleh lainnya terletak di produk yang dijual di toko.

"Christine Klappertaart" hanya menjual klappertaart homemade dengan delapan varian rasa dan oleh-oleh khas Manado lainnya, seperti sambal roa dan abon cakalang.

Sedangkan di toko oleh-oleh lainnya, biasanya klappertaart-nya titipan dan dijual bersama souvenir.

Kini, tiap harinya, "Christine Klappertaart" dapat menghabiskan 100-150 batok kelapa atau yang sama dengan 50 klapertaart ukuran besar dan 300 cup klappertaart ukuran kecil.

Klappertaart yang dijual dengan range harga Rp 15.000-200.000 itu juga sudah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan terdaftar Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

"Kita juga memang harus banyak buka link kerja sama pemerintah dan semua instansi. Kemarin saya sempat diajak Kementerian Pariwisata ikut pameran ke Berlin dan Paris, ternyata KBRI di sana suka bawa klappertaart saya dari Manado. Ada juga yang bawa klappertaart sampai Jepang dan Moskow, saya juga kaget karena tidak pernah kirim sampai ke sana," kata Christine.

Kompas TV Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menekankan, aktivitas kasir yang menggesek kartu dua kali adalah upaya validasi transaksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com