JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar investasi dari BNP Paribas Investment Partner Vivian Secakusuma menegaskan, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kali ini tidak perlu dikhawatirkan berlebih oleh para investor.
Menurutnya hal ini merupakan hal yang biasa terjadi ketika ada beberapa investor asing keluar.
Dia melihat bahwa ada sebagian investor asing yang keluar. Investor tersebut keluar karena memang mereka sudah profit saja dan memang semua investor jika sudah untung mau menikmati.
"Supaya apa? Supaya bisa balik lagi, kalau rugi malah tidak mau balik lagi," ujar Vivian kepada Kompas.com di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (2/10/2017).
Kendati demikian, Vivian menegaskan, saat ini penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah masih dalam tahap kewajaran.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Cenderung Melemah, Ada Apa?)
"Bukan berarti kalau bicara investor keluar itu jelek, kan enggak. Cuma memang kenaikannya masih dalam batas-batas yang masih wajar, cuma orang kalau sudah lihat bergerak itu suka mungkin agak panik, tetapi mugkin sebenernya enggak," jelasnya.
Namun, Vivian melihat, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar masih bisa ditekan oleh upaya pemerintah, salah satunya mengintervensi pasar uang.
"Kami lihat reserve dari pemerintah masih cukup tinggi, jadi kalau memang mau melakukan intervensi juga bisa, dan kalau kami lihat kebijakan-kebijakannya juga sangat tepat selama ini dan memang kan (nilai tukar) enggak harus selalu levelnya di 13.200 atau 13.300," paparnya.
Lukman Otunuga Research Analyst Forex Time (FXTM) memiliki pandangan lain. Dia mengungkapkan, perdagangan sedang dalam masa suram untuk mata uang pasar berkembang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.