Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dahulu Produsen Minyak Bumi, Kini Importir, Kenapa?

Kompas.com - 03/10/2017, 13:07 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com – Lain dahulu lain sekarang, mungkin ungkapan itu pas untuk melukiskan kondisi industri minyak dan gas (migas) Indonesia. Kalau dahulu pada era Orde Baru berkuasa, negeri ini terkenal sebagai produsen dan eksportir utama minyak di dunia, maka sekarang malah sebaliknya.

Ya, pada masa Soeharto berkuasa negeri ini memang masuk dalam jajaran negara penghasil minyak terbesar di dunia. Data BP World Statistic pada 2012 mencatat kalau produksi minyak bumi Indonesia pernah mencapai 1,65 juta barrel per hari pada 1977. 

Capaian itu, membuat republik ini masuk dalam jajaran 11 negara produsen minyak terbesar di dunia. Saat itu, Indonesia sebagai anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) pun memiliki pengaruh yang lumayan besar.

Dari segi pendapatan negara, industri migas nasional kala itu juga memberikan sumbangan yang besar kepada penerimaan nasional. Hasil riset Reforminer Institute menyatakan, pada medio 1970-1990 sektor migas memberikan sumbangan 62,88 persen terhadap penerimaan negara. Nilai ekspor migas Indonesia pun mencapai 20,66 miliar dollar AS.

Namun kini, kenyataan berkata lain. Republik ini malah harus mengimpor minyak bumi untuk menyokong kebutuhan energi. Hal tersebut, dilakukan karena Indonesia sudah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan minyak nasional.

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 2016 menyebut bahwa produksi minyak bumi Indonesia hanya 831.000 barrel per hari. Angka itu, jauh dari kebutuhan nasional yang mencapai 1,6 juta barrel per hari.

Alhasil, untuk menutupi defisit tersebut, negeri ini mau tak mau harus mengimpor minyak bumi. Bahkan, sejak tahun 2004, Indonesia telah menyandang status sebagai net importer minyak.

Lalu, yang jadi pertanyaan sekarang, kenapa semua itu bisa terjadi? Bukankah katanya negeri ini kaya akan sumber daya alam?

Nah, untuk mengetahui jawabannya Anda bisa menyimak visual grafis “Kenapa Produksi Minyak Bumi Terus Menurun?” di kanal video Kompas.com.

Kompas Video Pada kurun waktu 1970-1990 produksi minyak bumi Indonesia mencapai angka 1 jutaan barrel per hari. Namun, selepas itu, produksi minyak negeri ini terus menurun. Apa penyebabnya?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com