Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Mebel dan Furniture Jepara Mencapai 150 Juta Dollar AS

Kompas.com - 04/10/2017, 22:00 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Ekspor bahan baku mebel dan furnitur dari Jepara keluar negeri dinilai terus meningkat.

Angka ekspor dari Jepara meningkat dari 110 juta dollar AS menjadi 150 juta dollar AS dalam satu tahun. Jumlah ekspor dari Jepara merupakan 10 persen dari total ekspor nasional sebesar 1,5 miliar dollar AS.

Herry Purnomo, leader di Center for International Foresty Reseach (CIFOR), lembaga bergerak di bidang riset kehutanan global mengatakan, meski dunia mebel mulai kesulitan pekerja, namun nilai ekspor dari Jepara tetap tinggi.

Ekspor dari para pengusaha pun beragam mulai dari Uni Eropa, Amerika, Timur Tengah, Australia hingga negara tetangga seperti Malaysia, Singapura hingga India.

(Baca: Furnitur Indonesia Bersertifikat SVLK Ludes di Swedia)

"Angka ekspor itu tidak lepas dari banyaknya para perajin ukir yang bertahan di Jepara," kata dia, Rabu (4/10/2017).

Pada 2007, perajin ukir dari Jepara ada 7 kategori dengan jumlah total 15.000 perajin. Namun pada 2010, jumlah mereka menurun hingga 11.481 perajin.

Menurunnya jumlah perajin tidak lepas dari seleksi alam, serta banyaknya spekulan di industri tersebut.

"Setelah kami telaah ternyata dulu industri mebel itu banyak spekulan, dan spekulan ini banyak memenuhi pasar. Tapi angkanya memang dinamis, selalu naik turun," katanya.

Semenjak diberlakukan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) jumlah pemain mebel lebih kelihatan. Para spekulan masih ada, namun terkena seleksi alam.

"Hal itu itu yang membuat seolah pengrajin ukir menurun, tapi angka ekspor ini memang selalu naik tiap tahunnya," tambahnya.

Sebelumnya neraca perdagangan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ke Uni Eropa, terutama ke Denmark mengalami peningkatan cukup signifikan sepanjang 2015.

Ekspor sejumlah produk terutama furniture, diterima dengan baik di negeri tersebut. Total ekspor ke Denmark sepanjang 2015 lalu mencapai 7,1 juta dollar AS.

Jumlah tersebut disumbang dari kategori furniture, kayu olahan dan filamen buatan. Nilai tersebut diyakini akan bertambah seiring produk kayu Indonesia bisa masuk ke Eropa tanpa melalui proses pemeriksaan uji tuntas.

Kompas TV Nilai ekspor merosot hampir 19%, sedangkan impor turun lebih dari 27%.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com