Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkop Ajak Masyarakat Tingkatkan Kecintaan Terhadap Batik

Kompas.com - 05/10/2017, 11:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengharapkan perlu dukungan dari masyarakat Indonesia untuk tetap mencintai dan memakai batik sebagai produk lokal yang sudah diakui dunia.

Hal ini dilakukan untuk mendorong dan meningkatkan industri batik nasional ditengah persaingan indutri fashion yang semakin ketat.

"Batik ini kalau kita lihat, dari desain tidak terbatas, dan jenisnya juga tidak terbatas. Kemudian dari segi waktu kapan harus kita kenakan juga tidak terbatas, karena bisa dipakai kapan saja dan dimana saja," ujar Agus melalui keterangan resmi, Kamis (5/10/2017).

Menurutnnya, tidak kalah penting adalah meningkatkan kecintaan batik dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga Aparat Sipil Negara (ASN).

(Baca: Regenerasi Perajin Batik jadi Perhatian Pemerintah)

"PNS atau ASN yang jumlahnya lebih dari 4 juta orang, apabila membeli batik minimal satu tahun sekali saja tentu akan memicu pertumbuhan dan perkembangan industri batik kita," tutur Agus. 

Menurutnya, mencintai produk Indonesia saja belum cukup, untuk itu masyarakat diharapkan juga membeli dan menggunakan produk Indonesia sebagai bentuk kebanggaan terhadap produk khas Indonesia.

Selain itu menurut Agus, pusat perbelanjaan dan hotel juga bisa turut serta dalam mempromosikan batik dengan menggelar berbagai event mengenai batik.

Di samping itu Agus juga menghimbau, agar masyarakat Pekalongan khususnya pelaku usaha batik agar memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar dan terus mengembangkan usahanya melalui sistem penjualan e-commerce.

"Maka yang masih pakai pola pemasarana secara konvensional,  segera berubah. Bangkitkan kembali batik Indonesia yang sempat menurun. Jangan hanya mengandalkan pameran di gedung yang mewah, tetapi bisa juga melalui online, karena ini era digital," jelasnya.

Melalui pameran Pekan Batik tersebut Agus mengharapkan, agar produk-produk para pengrajin batik bisa laku terjual. Sehingga dapat menambah pendapatan pengrajin maupun penjualnya.

"Selain itu juga saya berharap, para pengrajin ini tidak hanya menjual batik, tetapi juga berkreasi, sebagai wirausaha kreatif untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitasnya, karena ini eranya ekonomi kreatif," harapnya. 

Berdasarkan data Kemenperin nilai ekspor batik dan produk batik sampai dengan semester I tahun 2017 mencapai 39,4 juta dollar AS atau Rp 528 miliar dengan tujuan pasar utamanya ke Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com