Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anda Penggemar Pisang Goreng Madu Bu Nanik? Ini Kisah Suksesnya...

Kompas.com - 08/10/2017, 15:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, khususnya Jakarta Barat, mungkin sudah tidak asing dengan kudapan pisang goreng madu Bu Nanik. Warna pisang goreng yang hitam seperti gosong itu justru membuat banyak orang tertarik mencobanya.

Toko pisang goreng madu Bu Nanik di Tanjung Duren, Jakarta Barat, tidak pernah sepi pengunjung dan pengemudi ojek yang menerima pesanan online.

Kepada Kompas.com beberapa waktu lalu, pemilik pisang goreng madu tersebut, Nanik Soelistiowati, menceritakan bahwa dia memulai usaha pisang goreng madu secara tidak sengaja. Nanik mengawali usahanya dengan membuka usaha katering pada 1994.

"Saat itu, katering saya yang namanya Nanik Katering memberi makan siang bagi karyawan hotel di Dharmawangsa, Harris, Parklane, Ciputra, Alila, Ibis. (menyiapkan makan siang untuk) sekitar 1200-2000 orang setiap harinya," kata Nanik.

(baca: Kisah Sukses Pengusaha Souvenir "Clay Tepung" di Salatiga)

Di dalam paket makan siang itu, kata Nanik, disertakan buah-buahan seperti kelengkeng, nanas, pisang, atau lainnya.

Saat itu, Nanik mengatakan sering membuang buah pisang karena kondisinya tidak bagus. Karena merasa sayang dibuang, akhirnya Nanik menggoreng pisang-pisang yang dianggap tidak bagus tersebut.

Nanik menggoreng pisang menggunakan adonan tepung, garam, dan gula. Namun, sang Ibu meminta Nanik tidak menggunakan gula lagi karena penyakit diabetes yang dideritanya.

"Akhirnya gula itu diganti pakai madu, karena tiap pagi saya kebiasaan minum lemon dicampur madu. Jadi pisang raja yang benar-benar matang sudah mengandung gula alami digoreng pakai madu," kata Nanik.

Awalnya, pisang goreng madu itu hanya dikonsumsi keluarganya sendiri. Kemudian, dia mencoba memberi pisang goreng madu itu ke dalam menu makan siang karyawan hotel.

Tiap Jumat, Katering Nanik memberi menu spesial untuk makan siang, seperti tekwan, lemper, dan risol, hingga dia mencoba memberikan pisang goreng madu untuk karyawan hotel.

Awalnya, banyak karyawan yang meminta dirinya tidak menyajikan pisang goreng madu lagi. Mereka menyebut pisang goreng madu itu dengan sebutan pisang goreng gosong, karena warnanya hitam.

Nanik menjelaskan, warna hitam pada pisang gorengnya itu merupakan karamelisasi dari campuran madu.

"Kami kasih di hotel, mercure rekso. Eh kok terus waktu itu ada karyawan Hotel Mercure yang bilang ke saya, 'Bu, istri saya suka pisang gosongnya, mau pesan untuk pengajian'. Saya bilang, 'pisang gorengnya tidak dijual, hanya untuk konsumsi katering', eh dia tetap mau pesan pisang goreng gosong 30 biji," kata Nanik.

Kemudian Nanik membuat pesanan tersebut. Nanik tidak mematok biaya untuk pisang goreng madu, karena dia memang tidak berniat menjual kudapan tersebut. Namun lama kelamaan, berkat "marketing" dari mulut ke mulut, jumah pemesan pisang goreng madunya semakin banyak.

Dia pun membuat selebaran pisang goreng madu dan menaruhnya di wiper mobil-mobil yang terparkir di masjid saat shalat Jumat dan gereja saat kebaktian hari Minggu. Selain itu, Nanik mencoba menjajakan pisang goreng madu di depan rumahnya.

Hanya saja, saat itu, banyak warga yang belum mengetahui pisang goreng madu dan mereka tidak tertarik dengan gorengan gosong tersebut.

"Sehari, 20 pisang saja enggak laku," kata Nanik.

Pisang goreng madu-nya semakin berkembang setelah Nanik mengikuti bazaar di beberapa lokasi pada 2009. Dia mengikuti bazzaar yang diselenggarakan Universitas Tarumanegara dan Pemerintah Kota Jakarta Barat.

Pada 2010, mulai banyak masyarakat yang mengenal produk pisang goreng madu Bu Nanik.

Kemudian pada 2014, dia menentukan pilihan untuk melanjutkan usaha katering atau pisang goreng madu. Setelah berembuk bersama keluarganya, Nanik memutuskan untuk membuka toko pisang goreng madu.

Dia juga tidak memperpanjang kontrak makan siang katering dengan hotel dan hanya menerima pesanan snack box jika ada acara atau kegiatan di hotel-hotel.

Dengan ketekunan dan keuletannya membangun usaha pisang goreng madu, kini Nanik sudah memiliki sebuah toko di Tanjung Duren. Dia juga menyediakan fasilitas pesan antar serta layanan Go-Food.

Jika dahulu pisang goreng madunya kerap tidak laku, kini ia bisa menghabiskan sekitar 5 peti pisang raja dalam sehari.

Selain pisang goreng madu, Nanik juga menjual makanan dan minuman lain di tokonya. Seperti nasi bakar, sukun goreng, bakwan, martabak granat, nasi pecel, sambal bawang Bu Rudi, dan lain-lain.

"Kebetulan setelah toko ini buka pada Oktober 2015, tokonya langsung ramai, karena kami jual barang-baran yang jarang ada di pasaran, dan konsumen saya kebetulan banyak Jawa-nya (orang Jawa)," kata perempuan asal Madiun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com