Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bercerai" dengan Spanyol, Banyak Perusahaan Hengkang dari Catalonia

Kompas.com - 09/10/2017, 12:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

MADRID, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan mulai memindahkan basis legal mereka dari ibukota Catalonia, Barcelona. Hengkangnya perusahaan-perusahaan tersebut menyusul semakin dekatnya "perceraian" Catalonia dengan Spanyol.

Mengutip CNN Money, Senin (9/10/2017), CaixaBank, pemasok energi Gas Natural Fenosa, dan Dogi International Fabrics pada akhir pekan lalu menyatakan mereka memindahkan basis legal mereka dari Barcelona.

Pemerintah Catalonia pun direncanakan membuat deklarasi kemerdekaan unilateral dari Spanyol pada pekan ini.

Adapun pada pekan lalu, dilakukan referendum di mana 2 juta warga Catalonia memilih berpisah dengan Spanyol. Namun, referendum tersebut menimbulkan sengketa.

(Baca: Dollar Menguat, Tunggu Kepastian Voting Kemerdekaan Catalonia)

"Kami rasa saat ini adalah saat yang tepat bagi institusi untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Masyarakat sudah menyuarakan kemerdekaan, sekarang saatnya bagi institusi untuk mengikuti," ujar juru bicara partai 1for the CUP Carles Riera.

CaixaBank, bank terbesar ketiga di Spanyol dari sisi valuasi pasar, menyatalan bakal memindahkan kantor teregistrasinya ke Valencia.

Menurut CaixaBank, prioritas perseroan saat ini adalah melindungi nasabah, pemegang saham, dan pegawai dari situasi politik dan sosial saat ini.

Adapun pihak Gas Natural Fenosa menyatakan, ketidakpastian hukum terkait kondisi politik saat ini telah memicu perseroan memutuskan untuk hengkang dari Catalonia.

Tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan perusahaan, konsumen, pegawai, kreditur, dan pemegang saham.

Sebelumnya, Banco Sabadell telah mengonfirmasi bakal memindahkan kantor dari Barcelona ke Alicante. Pun perusahaan bioteknologi Oryzon Genomics menyatakan memindahkan operasional dari Barcelona ke Madrid guna mengoptimalkan efektivitas operasional dan hubungan dengan investor.

Pemerintah regional Catalonia pun melakukan sejumlah upaya guna mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap perekonomian.

Pejabat lokal menyatakan telah membentuk komite untuk meyakinkan perusahaan-perusahaan agar tak terpengaruh prospek perpisahan dengan Spanyol.

"Tujuan utama inisiatif ini adalah untuk memberikan ketenangan dan keamanan bagi setiap perusahaan yang beroperasi di Catalonia," jelas Josep Lluís Mérida, juru bicara pemerintah Catalonia.

Sementara itu, pemerintah Spanyol memudahkan perusahaan untuk merelokasi operasional mereka. Pemerintah merilis aturan yang menghapis sejumlah larangan yang dipersyaratkan untuk memindahkan pusat operasional sebuah perusahaan.

Catalonia adalah kawasan yang secara ekonomi paling produktif di Spanyol. Wilayah ini menjadi basis bagi 7.100 perusahaan asing, termasuk di antaranya Volkswagen, Nissan, dan Cisco.

Kompas TV Meski pemerintah Spanyol meyatakan hasil referendum ilegal, tetapi pemerintahan Catalonia bersikukuh tetap akan mendeklarasikan kemerdekaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com