Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Magnet "Indomie", Penghasilan Marissa Lebih Dari Rp 100 Juta Per Bulan

Kompas.com - 12/10/2017, 12:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka berbekal ide dan kreativitas, Marissa, seorang warga asal Bandung kini mampu meraih penghasilan lebih dari Rp 100 juta tiap bulannya. Marissa merupakan pengusaha magnet kulkas.

Hanya saja, magnet yang dibuatnya berbeda dari magnet-magnet pada umumnya. Magnet yang dibuatnya menyerupai makanan, minuman, perlengkapan mandi, botol berbentuk mini. Seperti bungkus Indomie, Chiki, Pocky, Pepsodent, Molto, Bimoli, dan lain-lain.

Saat ditemui Kompas.com di acara Trade Expo Indonesia 2017, Marissa menceritakan sudah menggeluti usaha magnet kulkas ini selama lima tahun.

"Saya kepikiran bikin magnet ini karena unik saja. Saya pernah lihat miniatur kecil-kecil di Thailand, nah kenapa enggak ada produk kita sendiri? Ya sudah akhirnya coba-coba bikin," kata Marissa, Rabu (11/10/2017).

Marissa membuat kreasi magnet handmade ini melalui art print dengan mencetak dan laminasi. Kesulitannya, dia harus mencocokkan warna magnet yang dibuatnya dengan produk asli.

Selain itu, Marissa juga harus mencari pekerja yang terampil dalam membuat magnet ini. Pasalnya, jika magnet ini dibuat tidak rapi, hasilnya juga akan acak-acakan.

Awalnya, Marissa membuat sendiri magnet dengan alat ala kadarnya. Pertama kali, dia magnet dengan bentuk Indomie, susu Ultra, dan Chitato. Dalam membuat magnet, Marissa memilih produk yang benar-benar dikenal oleh pasar.

"Pas awal, kami produksi sesuai pesanan saja. Kecuali pas pameran mesti banyak bikin stok," kata Marissa.

Biasanya, lanjut dia, yang memesan magnetnya adalah perusahaan tengah mencari souvenir untuk acara.

Setelah itu, usahanya semakin berkembang. Marissa menjajakan produknya dengan mengikuti pameran di Paris Van Java, Bandung.

Ternyata, masyarakat merespon baik produknya. Setelah membuat magnet, kini Marissa juga membuat gantungan kunci yang menyerupai produk-produk ternama.

"Sekarang saya sudah punya 15 karyawan yang bekerja di bagian penjualan, pengiriman, customer service online, dan produksi. Saya tambah mesin juga," kata Marissa.

Adapun Marissa menjual produknya dengan mengikuti pameran, menjualnya secara online, dan membuka toko di PVJ. Marissa memberi nama tokonya dengan nama "Ini Kreasi".

Magnet kulkas dari Ini Kreasi Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Magnet kulkas dari Ini Kreasi
Dia menyebut, usaha magnet yang serupa dengan usahanya sudah semakin banyak. Hanya saja, Marissa memastikan produknya mirip dengan produk asli. Selain itu, produknya juga dibuat rapi dan tidak terlalu kaku.

"Setiap minggu harus ada produk baru, jadi mesti sering ke supermarket. Misalnya, pas ke supermarket, ternyata sambal ABC ganti label, es krim Magnum juga ganti label, ya kami ikut bikin desain baru, asal sudah dikenal luas di masyarakat," kata perempuan kelahiran 17 Mei 1983 tersebut.

Kini produknya juga diminati masyarakat mancanegara. Meski belum ekspor, namun dia sudah mengirim pesanan ke Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, dan China. Marissa juga kini bisa memproduksi lebih dari puluhan ribu magnet tiap bulannya.

Produk yang paling banyak dibeli adalah Indomie, Chitato, Ultra, Teh Kotak. Sedangkan range harga magnet "Ini Kreasi" mulai dari Rp 8.000-35.000. "Omzet per bulan bisa di atas Rp 100 juta," kata Marissa.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com