Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arimami Menyulap Tas Kresek Bekas menjadi Bermacam Aksesoris

Kompas.com - 15/10/2017, 20:10 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Bagi orang-orang kreatif, tidak ada alasan untuk tidak berkreasi. Bahkan di waktu istirahat sekalipun. Setiap waktu adalah sebuah kesempatan untuk menghasilkan sesuatu.

Persepsi itu lah yang tertanam di dalam diri Arimami (49) warga Jalan Laksamana Adi Sucipto gang Taruna 8 nomor 75 RT 2 RW 3 Kelurahan Pandanwangi, Kota Malang.

Perempuan yang bekerja sebagai group leader atau mandor di PT HM Sampoerna Plant Malang itu selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk membuat kerajinan.

Salah satu kerajinan tangan yang dibuatnya adalah tas jinjing yang terbuat dari plastik kresek bekas. Selain itu juga ada dompet, topi, taplak meja dan tempat tisu yang terbuat dari bahan yang sama, yaitu plastik kresek bekas.

"Menyisihkan waktu lah mas," katanya saat ditemui di Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2017 di Taman Krida Budaya, Kota Malang, Minggu (15/10/2017).

Perempuan dua anak itu mengaku senang membuat keterampilan tangan sejak masih usia 20 tahun. Sejak saat itu, ia mulai membuat aneka kreasi kerajinan tangan.

Sayang, keterampilan yang dimilikinya tidak berkembang. Hingga pada tahun 2016 lalu, ia mendapat kesempatan pelatihan dari Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna untuk belajar merajut plastik kresek bekas menjadi sesuatu yang bernilai.

"Awalnya hobi keterusan jadi usaha. Setelah diwadahi oleh Sampoerna menjadi suatu usaha," katanya sembari menyebut dirinya sebagai bagian dari Sampoerna Volunteers Club (SVC).

Bagi Arimami, membuat kerajinan tangan bukan sekedar untuk mendapatkan keuntungan. Ia mengaku, kerajinan plastik kresek bekas yang dikerjakannya sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.

Karena alasan itu, perempuan kelahiran Lumajang, 14 Februari 1968 itu mengaku senang mendaur ulang sampah plastik kresek menjadi aneka kerajinan tangan.

"Sebagai kepedulian terhadap lingkungan. Ke anak cucu kita nanti supaya merasakan manfaatnya karena lingkungannya tidak tercemar. Tetap merasakan lingkungan yang bersih," jelasnya.

Biasanya, Arimami menyalurkan kesenangannya membuat kerajinan selepas bekerja. Ia dibantu oleh keponakannya dan suaminya.

Caranya tidak sulit. Setelah dibersihkan, plastik kresek bekas itu lalu digunting dan dibuat memanjang. Setelah itu plastik kresek itu dirajut sesuai dengan kerajinan yang diinginkan.

Biasanya, Arimami butuh waktu 10 jam untuk menyelesaikan satu jenis kerajinan. "Tapi kalau sudah biasa cepat jadinya, enak," katanya.

Sementara ini, pemasaran hasil kerajinan tangannya masih sebatas pada pemesanan dan di berbagai pameran. Ia akan membuat kerajinan itu sesuai dengan pesanan yang diminta.

Biasanya, untuk tas dihargai Rp 120.000. Untuk topi dikasih harga Rp 20.000, dompet Rp 20.000 dan taplak meja Rp 55.000.

Dorong Pertumbungan UMKM

Sejak tahun 2007, PT HM Sampoerna mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan diresmikannya Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna sebagai bentuk tanggunh jawab sosial.

Sampai saat ini, PPK Sampoerna sudah membina sebanyak 33.000 pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM). Diharapkan, para pelaku UKM itu bisa terus berkembang dan menembus pasar ekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com