Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Penampakan SKPT Menteri Susi di Natuna

Kompas.com - 19/10/2017, 21:39 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

NATUNA, KOMPAS.com – Pada Rabu (18/10/2017), Kompas.com berkesempatan menyambangi lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

SKPT ini merupakan bentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan pimpinan Menteri Susi Pudjiastuti yang rencananya diresmikan Presiden Joko Widodo pada November 2017.

Meski belum diresmikan, SKPT tersebut sudah beroperasi sebagian. “Ada dua ruang simpan berpendingin yang masing-masing berkapasitas 100 ton sudah beroperasi,” kata Manajer Unit Perum Perikanan Indonesia di Natuna, Yogi Adri, Rabu (18/10/2017) malam.

Di area kompleks tersebut tak hanya ada gudang penyimpanan berpendingin. Di lokasi itu juga tersedia lahan untuk pelelangan, kantor administrasi, dan tempat sandar kapal terbuka.

Tepat di pintu masuk SKPT, berlokasi pangkalan TNI AL.  Kedua bangunan mendominasi area pantai di kawasan tersebut, cukup terpisah dengan Pelabuhan Lampa di Pulau Tiga, pelabuhan lama yang sebelumnya merupakan tempat sandar kapal pengangkut bahan bakar minyak.

Kompas.com sempat masuk ke gudang penyimpanan. Di areal tersebut tak hanya ada dua cold storage tetapi juga ada beragam ruang lain. Ruang paling luas merupakan tempat pemilihan ikan tangkapan nelayan. “Pemilahan dilakukan berdasarkan jenis, ukuran, dan kondisi,” kata Yogi.

Sebelumnya, ikan masuk melalui sisi Barat gedung, dengan pintu masuk khusus. Tak sembarang orang boleh masuk hingga ke bagian dalam gedung, antara lain ditandai dengan kewajiban pengenaan seragam khusus dan tempat pembersihan diri di dekat pintu masuk.

Khusus ruang penyimpanan berpendingin, aturan masuk lebih ketat. Ruangan ini memiliki suhu hingga minus 25 derajat Celcius.

Terkait dengan keberadaan ruang penyimpan berpendingin dan kompleks SKPT Selat Lampa, PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau sampai membangun satu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) baru, yaitu PLTD Selat Lampa, dengan kapasitas terpasang sebesar 5 Mega Watt.

Sebelum ada pembangunan PLTD Selat Lampa yang sekarang sudah memasuki tahap uji performa, PLN sudah mengalokasikan khusus tiga mesin pembangkit di lokasi SKPT dengan total kapasitas terpasang sebesar 1 MW. Meski begitu, dengan pemanfaatan saat ini, SKPT Selat Lampa baru menggunakan 85 Watt dari kapasitas itu.

“Ke depan, ada proyeksi kebutuhan (listrik) 3 MW sampai 6 MW sampai 2019. PLN harus siap memenuhi,” ujar Manajer SDM dan Umum PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Dwi Suryo Abdullah, Rabu malam.

Menurut Dwi, proyeksi tersebut dihitung berdasarkan target atau rencana pemerintah mendorong semua nelayan yang melaut di sekitar perairan Natuna untuk merapat ke SKPT ini.

Selain menyiapkan proyeksi kebutuhan SKPT, Dedi mengatakan PLTD Selat Lampa juga direncanakan untuk memenuhi kebutuhan kompleks militer baru di Selat Lampa. Juga, lanjut dia, sudah ada dua calon pelanggan yang mendaftar untuk kebutuhan private cold storage, masing-masing mengajukan 555 kilo Volt Ampere (kVA) dan 1.100 kVA—setara sekitar 500 kW dan 990 kW.

Di luar rencana kebutuhan yang besar-besar di atas, ungkap Dedi, PLN juga meniatkan pembangunan jaringan listrik bagi warga di dua desa di kawasan di belakang PLTD Selat Lampa. Dengan populasi sekitar 300 KK di kedua desa itu, Dwi memperkirakan kebutuhan listrik yang mesti dipasok sekitar 150 kW sampai 190 kW.

“Kami berharap (pasokan listrik dari PLTD) tak hanya untuk industri dan pertahanan tetapi juga dapat menangkat taraf hidup dan tingkat perekonomian dua desa di belakangnya,” papar Dwi.

Soal potensi lain pemanfaatan listrik terpasang di Natuna, Dwi menyebut tambahan pelanggan rumah tangga dan satu lagi cold storage di Pulau Tiga. Menurut data yang ada padanya, industri yang sekarang menggunakan listrik dari mesin diesel milik sendiri tersebut memanfaatkan daya sebesar 80 kW.

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Tindak Tegas Penumpang yang Bercanda soal Bom

Pelita Air Tindak Tegas Penumpang yang Bercanda soal Bom

Whats New
PT Kliring Berjangka Indonesia Buka Lowongan Kerja hingga 10 Desember 2023, Cek Syaratnya

PT Kliring Berjangka Indonesia Buka Lowongan Kerja hingga 10 Desember 2023, Cek Syaratnya

Work Smart
Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Whats New
HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

Whats New
WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

Whats New
Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Whats New
Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Whats New
Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Whats New
Saham Bank Jago 'Ambles' 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Saham Bank Jago "Ambles" 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Whats New
Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Whats New
Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Whats New
Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Whats New
Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Whats New
Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com