Pulau Sendanau merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Natuna yang relatif maju. Setidaknya, itu bila ditilik dari ketersediaan listrik selama 24 jam per hari.
Di wilayah lain di Natuna—ada 15 kecamatan—rata-rata listrik menyala paling banter 14 jam atau bahkan belum ada aliran listrik. Meski begitu, per Oktober 2017, merujuk data PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, rasio elektrifikasi di Kepulauan Riau tercatat 76,33 persen.
Di Kabupaten Natuna tersedia daya terpasang 11,5 Mega Watt (MW). Namun, kemampuan nyata (daya mampu) dari kapasitas terpasang itu 6,7 MW, dengan beban puncak—pemakaian tertinggi arus listrik pada satu waktu—tercatat 5,7 MW.
“Daya terpasang adalah kemampuan seluruh mesin dari yang pertama ada sampai sekarang, termasuk yang sudah berumur tua dan rusak,” kata Manajer Rayon Natuna PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Hasdedy, Kamis.
Baca juga : Ada ?Ritual? Cari Sinyal di Natuna
Selama 2017, PLN juga masih terus menambah mesin pembangkit di Kepulauan Riau, termasuk di Kabupaten Natuna. Khusus Kabupaten Natuna akan ada tambahan 22 mesin dengan total kapasitas daya 13,5 MW.
“Ini menambah pasokan, tak hanya untuk persiapan memenuhi kebutuhan industri di sini tetapi juga untuk meningkatkan roda perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” kata Manajer SDM dan Umum PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah, Jumat (20/10/2017).
Sejumlah industri yang kebutuhan listriknya mulai diantisipasi termasuk bidang perikanan. Di Natuna sudah terbangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa yang diharapkan bisa menjadi tempat sandar, penampungan, dan pelelangan dari seluruh kapal yang melaut di perairan Natuna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.