Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Napoleon Terlunta di Natuna

Kompas.com - 21/10/2017, 14:56 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Pada suatu ketika, napoleon yang ini begitu berharga. Waktu itu, untuk setiap kilogramnya bisa tertempel banderol sekitar Rp 1 juta. Napoleon yang ini adalah jenis ikan bernama latin Cheilinus undulatus.

“Sampai 2014, harganya bisa sampai Rp 1,2 juta per kilogram, buat pasar Hongkong,” kata Asisten Daerah Bidang Pemerintahan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Abdullah, Kamis (19/10/2017).

Namun, ikan yang disebut sudah ada sejak generasi zaman purba ini sekarang terlunta. Tak ada lagi penjemput, sementara pengantar juga tak kunjung ada.

Ikan napoleon banyak ditemukan antara lain di wilayah perairan Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas, keduanya di Provinsi Kepulauan Riau. Pada masa jayanya, ikan napoleon “dijemput” kapal dari Hongkong.

Waktu berjalan, pemerintahan berganti, kebijakan pun berubah. Kapal dari berbendera asing tak lagi bisa di tengah laut membeli langsung ikan dari nelayan Indonesia, tak terkecuali kapal Hongkong pembeli napoleon.

Baca juga : Ada Proyek Menteri Susi, PLN Tambah Daya 5 MW di Natuna

Berdasarkan kebijakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, hanya kapal berbendera Indonesia yang bisa langsung membeli ikan dari nelayan lalu “mengantar”-nya ke pembeli di luar negeri.

“Masalahnya, tak kunjung ada kapal (berbendera) Indonesia yang datang,” kata Asisten Daerah Bidang Administrasi Kabupaten Natuna, Izwar Asfawi, Kamis malam.

Welly (62), penjaga keramba ikan napoleon di Bunguran, Natuna, Kepulauan Riau. Gambar diambil Kamis (19/10/2017).KOMPAS.COM/PALUPI ANNISA AULIANI Welly (62), penjaga keramba ikan napoleon di Bunguran, Natuna, Kepulauan Riau. Gambar diambil Kamis (19/10/2017).
Izwar pun menepis informasi bahwa jenis ikan ini dilarang dijual karena disebut termasuk hewan langka dan dilindungi.

“Tidak ada pelarangan menjual ikan napoleon. Ada kuota, memang, tapi tidak dilarang,” ujar Izwar.

Kuota yang dimaksud Izwar ini merujuk pada Surat Keputusan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Nomor SK 181/KSDAE/SET/KSA.2/4/2017.

Berdasarkan regulasi tertanggal 5 Mei 2017 tersebut, per tahun hanya 30.000 ekor ikan napoleon boleh ditangkap dari perairan Natuna untuk dijual. Adapun kuota untuk perairan Anambas adalah 10.000 ekor.

Di peraturan yang sama tertera pula “status” ikan tersebut sebagai satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang. Kriteria ikan yang bisa dijual juga tercakup di dalamnya.

Baca juga : Investasi Rp 721 M untuk Riau dan Kepri, PLN Tambah 22 Mesin Pembangkit di Natuna

Untuk mencapai bobot 1.000 gram, ikan napoleon butuh waktu sekitar 4 tahun sampai 5 tahun. Makanannya adalah jenis ikan lain yang lebih kecil.

“Ya meski belum ada yang beli lagi, tetap dikasih makan,” ujar Welly (62), salah satu penjaga yang mengurusi keramba ikan napoleon di Bunguran, Pulau Sendanau, Natuna, Kamis petang.

Menurut Welly, ikan-ikan tersebut dipelihara dari ukuran sangat kecil. Bibit itu didapat dari perairan setempat. Selama ikan napoleon tak terjual, pendapatan para pemilik keramba itu didapat dari jenis ikan lain yang juga ditangkarkan di situ.

Ikan napoleon berbobot hampir 1 kilogram di keramba di Bunguran, Natuna, Kepulauan Riau. Gambar diambil pada Kamis (19/10/2017).KOMPAS.COM/PALUPI ANNISA AULIANI Ikan napoleon berbobot hampir 1 kilogram di keramba di Bunguran, Natuna, Kepulauan Riau. Gambar diambil pada Kamis (19/10/2017).
Pulau Sendanau merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Natuna yang relatif maju. Setidaknya, itu bila ditilik dari ketersediaan listrik selama 24 jam per hari.

Di wilayah lain di Natuna—ada 15 kecamatan—rata-rata listrik menyala paling banter 14 jam atau bahkan belum ada aliran listrik. Meski begitu, per Oktober 2017, merujuk data PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, rasio elektrifikasi di Kepulauan Riau tercatat 76,33 persen.

Di Kabupaten Natuna tersedia daya terpasang 11,5 Mega Watt (MW). Namun, kemampuan nyata (daya mampu) dari kapasitas terpasang itu 6,7 MW, dengan beban puncak—pemakaian tertinggi arus listrik pada satu waktu—tercatat 5,7 MW.

“Daya terpasang adalah kemampuan seluruh mesin dari yang pertama ada sampai sekarang, termasuk yang sudah berumur tua dan rusak,” kata Manajer Rayon Natuna PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Hasdedy, Kamis.

Baca juga : Ada ?Ritual? Cari Sinyal di Natuna

Selama 2017, PLN juga masih terus menambah mesin pembangkit di Kepulauan Riau, termasuk di Kabupaten Natuna. Khusus Kabupaten Natuna akan ada tambahan 22 mesin dengan total kapasitas daya 13,5 MW.

“Ini menambah pasokan, tak hanya untuk persiapan memenuhi kebutuhan industri di sini tetapi juga untuk meningkatkan roda perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” kata Manajer SDM dan Umum PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah, Jumat (20/10/2017).

Sejumlah industri yang kebutuhan listriknya mulai diantisipasi termasuk bidang perikanan. Di Natuna sudah terbangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa yang diharapkan bisa menjadi tempat sandar, penampungan, dan pelelangan dari seluruh kapal yang melaut di perairan Natuna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com