Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kritik BUMN Urus Katering, Begini Tanggapan Rini Soemarno

Kompas.com - 24/10/2017, 12:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengimbau penggabungan perusahaan BUMN atau holding BUMN.

Hal itu dilakukan, terutama bagi perusahaan atau anak usaha yang kerap menggarap proyek-proyek yang berbenturan dengan usaha kecil menengah (UKM), seperti katering.

Bagaimana Menteri BUMN Rini Soemarno menanggapi kritik Jokowi tersebut?

"Kalau katering, contoh kami punya katering Garuda dan Citilink, karena memang kami punya katering sendiri. Karena hampir semua airlines punya katering untuk menjaga higienis dan pelayanan kepada konsumen Garuda Indonesia atau Citilink untuk mendapatkan sajian yang memadai dan diharapkan," kata Rini, dalam program Satu Meja Eksklusif yang ditayangkan Kompas TV, Senin (23/10/2017) malam.

(Baca: Banyak Relawan Jokowi Jadi Komisaris BUMN, Menteri Rini Bilang Karena "Kebetulan")

Adapun Aerofood ACS yang merupakan anak usaha Garuda Indonesia dan bergerak menyediakan makanan untuk maskapai. Anak usaha tersebut juga menyediakan makanan untuk maskapai Citilink.

Katering yang dimiliki maskapai tersebut juga tergolong katering berskala besar, bukan kecil. Dengan demikian, Rini berpandangan, usaha katering tersebut bukan katering kecil dan tidak berbenturan dengan usaha kecil menengah.

Rini menjelaskan, BUMN kini membina sekitar 435.000 UKM melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR. Selain itu, perbankan BUMN juga menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) bagi para pelaku UKM.

"Jadi saya enggak mengerti (BUMN) mengambil (proyek UKM) bagaimana?," kata Rini.

Dia menjelaskan, BUMN memiliki Perum Perikanan Indonesia dan PT Perikanan Nusantara (Persero) yang berfungsi mengambil dan menampung ikan dari nelayan untuk diolah.

"Malah sekarang ada program bagaimana kemitraan membantu mereka untuk bantuan Solar, kami mencoba di beberapa titik untuk memberi pembiayaan mereka membeli kapal. Jadi saya enggak tahu yang dimaksud (BUMN mengambil proyek UKM) yang mana," kata Rini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo tak mau disalahkan terkait menjamurnya BUMN beserta "anak cucunya". Saat ini, setidaknya ada 118 BUMN dan "anaknya cucunya" mencapai 800 perusahaan.

Kondisi tersebut dikeluhkan oleh para pengusaha karena BUMN kerap mengambil proyek-proyek kecil yang seharusnya bisa dikerjakan oleh usaha kecil dan menengah.

Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengaku sudah meminta Menteri BUMN untuk segera melakukan pembenahan.

Jokowi mengaku sudah meminta agar 800 "anak cucu" BUMN yang ada saat ini dimerger atau dijual. Terutama, BUMN yang kerap menggarap proyek-proyek kecil yang berbenturan dengan usaha kecil menengah.

"Ngapain BUMN ngurusin catering, ngurusin baju," kata Jokowi, beberapa waktu lalu.

Kompas TV Presiden Jokowi meresmikan ruas tol sepanjang lebih dari 17 kilometer ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com