Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klinik BUMN, Strategi Rini "Sembuhkan" BUMN Merugi

Kompas.com - 24/10/2017, 13:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Rini Soemarno mengakui masih ada beberapa perusahaan pelat merah yang merugi dan tidak menyetorkan deviden kepada negara.

Rini mengungkapkan, dahulu pihaknya kerap membiarkan hal tersebut dan BUMN merugi tidak dapat tertangani secara baik.

"Memang kami seringkali ada saat di mana (perusahaan) sudah rugi bukannya melakukan sesuatu, malah menutupi ruginya. Akhirnya malah tambah rugi," kata Rini dalam acara "Satu Jam Eksklusif" yang ditayangkan di Kompas TV, Senin (23/10/2017) malam.

Dengan demikian, dirinya membuat program spesifik untuk "menyembuhkan" BUMN merugi tersebut. Kementerian BUMN membuat Klinik BUMN.

(Baca: Kritik Faisal Basri soal Pengelolaan BUMN)

Kementerian BUMN melakukan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan pelat merah yang masuk Klinik BUMN.

Selain itu, Kementerian BUMN juga melihat kemungkinan mengenai tindakan apa saja yang dapat dilakukan agar perusahaan tersebut kembali dapat beraktivitas dan meraih keuntungan.

Dia mencontohkan PT Barata Indonesia (Persero), perusahaan produsen mesin kecil yang sudah masuk "Klinik BUMN".

Pihak Kementerian BUMN nantinya akan mengkaji, mengapa Barata sampai merugi. Ternyata mereka merugi karena tidak mendapat pesanan pembuatan mesin kecil.

Di sisi lain, BUMN melihat PT PLN (Persero) memiliki banyak komponen yang masih impor dari luar negeri, namun mudah aus.

Kemudian, kedua perusahaan itu bekerja sama. Rini menyebut, langkah ini membuat BUMN merugi semakin membaik.

Adapun "dokter-dokter" pada klinik BUMN merupakan para Deputi yang selalu melakukan pengawasan. Setiap minggu, Rini selalu menanyakan progress perbaikan BUMN merugi kepada para Deputi.

Di sisi lain, dia menekankan bahwa BUMN merupakan perusahaan milik negara dan masyarakat. Tugas BUMN kini adalah meningkatkan nilai dan kontribusi kepada negara. BUMN harus dapat meningkatkan nilai, karena merupakan investasi negara.

"Dari sisi ini kemudian yang saya dorong dan Pak Presiden tekankan adalah go public. Sehingga masyarakat bisa ikut menikmati keuntungan, maupun juga menjadi pemegang saham dari BUMN," kata Rini.

Kompas TV Komitmen investasi terus digali antara Indonesia dan Arab Saudi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh perusahaan minyak dan gas Pertamina dengan Saudi Aramco. Nilai kerjasama yang mencapai 5 Miliar Dollar Amerika atau setara Rp 67 Triliun ini hanya untuk proyek kilang pemurnian milik Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah. Kesepakatan yang diberikan oleh Aramco ini di bawah kesepakatan serupa dengan petronas yang mencapai 7 Miliar Dollar Amerika Serikat. Selain Pertamina, BUMN lain yang menyepakati investasi dengan investor Arab Saudi adalah Wijaya Karya. Wika akan berekspansi ke Arab Saudi, melalui Adil Makki Contracting Company, AMCO. Sebenarnya, kerja sama semacam ini bukan hal baru. Banyak perusahaan konstruksi asal Indonesia yang mendapat proyek besar di Arab Saudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com