Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Cukai Rokok Ditentang, Begini Kata Sri Mulyani

Kompas.com - 24/10/2017, 13:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah menaikan cukai rokok sebesar 10,04 persen mulai 1 Januari 2018 ditentang oleh Komunitas Kretek dan Komite Nasional Pelestarian Kretek.

Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bersikukuh bahwa kenaikan cukai rokok sudah dipertimbangkan dengan matang oleh pemerintah.

“Statement saya masih sama (seperti di Istana),” ujar perempuan yang kerap disapa Ani itu itu di Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Ia menuturkan, berbagai hal yang diperhatikan oleh pemerintah sebelum mengambil keputusan menaikan tarif cukai rokok meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, hingga peredaran rokok ilegal.

(Baca: DPR Minta Sri Mulyani Bijak Dalam Menerapkan Cukai Rokok)

Khusus untuk aspek rokok ilegal, mantan Direkur Pelaksana Bank Dunia itu memberikan perhatian khusus. Sebab peredaran rokok ilegal dinilai memiliki dampak buruk.

“Kalau banyak orang mampu dan bisa dengan mudah memproduksi rokok illegal, maka semuanya akan alami kekalahan, baik industri maupun aspek kesehatan,” kata Sri Mulyani.

Kemarin, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi memastikan bahwa kenaikan tarif cukai 10,04 persen akan dilakukan pada 1 Januari 2018.

Meski begitu, Heru masing enggan bicara banyak terkait keputusan itu. Ia justru berjanji akan memberikan penjelasan kepada publik memalui media dalam waktu dekat.

Kompas TV Rokok ilegal ini berasal dari Surabaya dan ingin disebarkan di wilayah Sulawesi Selatan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com