JAKARTA, KOMPAS.com - Industri ritel tanah air tengah menghadapai persoalan, satu per satu pemain industri ritel di Indonesia sudah mulai menghentikan operasional gerai ritelnya.
Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya yang kurang menguntungkan.
Mulai dari 7-Eleven, PT Matahari Department Store, PT Ramayana Lestari Sentosa, kemudian Lotus Department Store dan terakhir Debenhams yang akan ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober dan akhir tahun ini.
Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanujaya menyatakan, tidak benar bila anggapan perkembangan e-commerce tanah air membuat bisnis ritel konvensional semakin meredup.
(Baca: Menkeu Telisik Penyebab Tutupnya Gerai Ritel Modern Lotus)
Menurut dia, transaksi online baru 1 persen dari total (transaksi) ritel saat ini. Sehingga yang harus dicermati adalah kondisi makro ekonomi atau bisnis-bisnis tertentu.
"Setiap hari pasti banyak toko-toko yang tutup, tapi banyak toko-toko yang buka juga," ujar William saat acara Forum Ekonomi, kerja sama antara Bank Indonesia dan Harian Kompas di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Dia melanjutkan, kedepan bisnis toko online dan toko offline konvensional akan saling membutuhkan dengan adanya kolaborasi dalam proses bisnis keduanya. Saat ini, lanjut William, kepopuleran bisnis online juga dipengaruhi oleh kehadiran toko offline.
"Kalau trennya ke depan, saya bilang offline dan online itu tidak saling membunuh tapi saling membutuhkan," kata William.
Perubahan Pola Belanja
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.