Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerai Ritel Berguguran, Bos Tokopedia Bantah E-Commerce Penyebabnya

Kompas.com - 26/10/2017, 15:32 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri ritel tanah air tengah menghadapai persoalan, satu per satu pemain industri ritel di Indonesia sudah mulai menghentikan operasional gerai ritelnya.

Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya yang kurang menguntungkan.

Mulai dari 7-Eleven, PT Matahari Department Store, PT Ramayana Lestari Sentosa, kemudian Lotus Department Store dan terakhir Debenhams yang akan ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober dan akhir tahun ini.

Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanujaya menyatakan, tidak benar bila anggapan perkembangan e-commerce tanah air membuat bisnis ritel konvensional semakin meredup.

(Baca: Menkeu Telisik Penyebab Tutupnya Gerai Ritel Modern Lotus)

Menurut dia, transaksi online baru 1 persen dari total (transaksi) ritel saat ini. Sehingga yang harus dicermati adalah kondisi makro ekonomi atau bisnis-bisnis tertentu.

"Setiap hari pasti banyak toko-toko yang tutup, tapi banyak toko-toko yang buka juga," ujar William saat acara Forum Ekonomi, kerja sama antara Bank Indonesia dan Harian Kompas di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (26/10/2017).

Dia melanjutkan, kedepan bisnis toko online dan toko offline konvensional akan saling membutuhkan dengan adanya kolaborasi dalam proses bisnis keduanya. Saat ini, lanjut William, kepopuleran bisnis online juga dipengaruhi oleh kehadiran toko offline.

"Kalau trennya ke depan, saya bilang offline dan online itu tidak saling membunuh tapi saling membutuhkan," kata William.

Perubahan Pola Belanja

Sementara itu, Kepala Divisi Pajak, Infrastruktur dan Keamanan Cyber Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Bima Laga mengingkapkan, perubahan pola belanja masyarakat yang sudah codong kepada dunia digital, perlu diantisipasi lebih cepat oleh pelaku usaha ritel.

"Jadi bagaimana tren experience store-nya. Contohnya Starbuck. Kita beli Starbuck bisa pesan via Gojek, lewat handphone, dan itu termasuk e-commerce. Mereka (gerai ritel offline) juga bisa melihat celah seperti itu enggak?," kata Bima.

Menurutnya, jika pelaku usaha ritel melihat pergeseran pola belanja masyarakat tersebut, maka akan mendapatkan momentum yang baik disaat pertumbuhan e-commerce terus meningkat.

"Kalau mereka bisa melihat celah seperti itu dan bisa memanfaatkan momentum seperti itu, pasti bagus. Tapi kalau masih tetap menjaga dengan strateginya mereka, zamannya ya memang sudah berubah," jelas Bima.

Kompas TV Tidak hanya melalui gerai konvensional, Ramayana juga menyambangi konsumennya melalui situs jual beli online Tokopedia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com