Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Ingin Harga Gas yang Lebih Adil

Kompas.com - 26/10/2017, 18:58 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Ada dua pokok penghitungan yakni nilai investasi dan modal kerja yang bisa dijadikan pertimbangan pemerintah  menentukan harga gas alam yang lebih adil. Catatan itu mengemuka sebagaimana siaran resmi Asosiasi Penyalur Gas Alam Indonesia (INGTA) yang diterima Kompas.com hari ini.

Sabrun Jamil, Ketua INGTA mengatakan pedagang gas alam sudah mengeluarkan perhitungan internal rate of return (IRR) atau pemgembalian bunga modal kerja. Lantas, mereka juga sudah mengeluarkan biaya infrastruktur dan operasional. "Sehingga distribusi gas ke kalangan industri lancar dan tak menemui kendala selagi  pasokan gasnya dari produsen gas lancar,” ujarnya.

Pada bagian selanjutnya, Sabrun memberi apresiasi kepada Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM). Menteri ESDM Igansius Jonan dan Wakilnya, Archandra Tahar dinilai kian mendengarkan para pemangku kepentingan yakni industri produsen gas berikut penyalur yang tergabung dalam INGTA. "Sebelum mengambil keputusan mengenai harga jual gas di dalam negeri, Pak Jonan dan Pak Chandra mengundang semua pihak untuk dialog bersama," tuturnya.

Ada harapan, kata Sabrun, bahwa hasil-hasil dialog oleh kementerian tersebut dituangkan dalam peraturan menteri (permen) yang bersikap adil dan mengikat mengenai harga jual gas.  "Bukan hanya menguntungkan konsumen gas, dalam hal ini kalangan industri pengguna gas, tapi juga produsen dan pedagang gas," ujarnya.

Lebih lanjut, Sabrun mengatakan Kementerian ESDM bisa menetapkan margin keuntungan untuk perdagangan minimal tujuh persen. Lantas margin IRR minimal 11 persen. Alasannkya, pada kedua angka itu ada titik temu semua pihak. "Pada angka itu, kalangan pemasok dan pedagang gas bisa sedikit bernapas," tuturnya lagi.

Kemudian, Sabrun mengingatkan bahwa harga gas ditentukan oleh pemerintah. "Kami tidak bisa menentukan harga sendiri,"  katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com