Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengerjaan Jalur KA di Sulawesi Selatan Lambat, Kemenhub Ajak Investor Terlibat

Kompas.com - 28/10/2017, 08:21 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Pengerjaan proyek kereta api di Sulawesi Selatan lambat, hingga disinggung oleh Presiden Joko Widodo.

Menanggapi hal itu, Kementerian Perhubungan mengajak investor dalam negeri maupun luar negeri ikut berpartisipasi pada tahun 2018 mendatang.

Menteri Perhubungan, Budi Karya di sela-sela peninjauan proyek kereta api di Kabupaten Barru, Sulsel, Jumat (27/10/2017) mengatakan, pemerintah kembali menganggarkan Rp 2 triliun pada tahun 2017 untuk merampungkan rel kereta api sepanjang 40 KM dari total 140 KM dari Kota Makassar hingga ke Kota Parepare.

Untuk tahun 2018, pemerintah mengajak investor dari dalam negeri maupun luar negeri ikut merampungkan proyek transportasi tersebut.

"Kami undang investor, bisa dari daerah, Sulsel, Indonesia hingga luar negeri dan tentunya akan kami tender. Kami akan siapkan dokumen tender itu mungkin dalam 3 bulan. Mungkin februari mulai kita buka, katakan akhir Desember 2018 kembali dikerjakan proyek ini," katanya.

 

Budi Karya mengungkapkan, sudah ada beberapa pihak swasta tertarik berinvestasi di proyek kereta api di Sulawesi yang menghubungkan Sulsel hingga Sulut. Hanya saja, pemerintah belum membuka tender.

"Tercatat ada beberapa BUMN, BUMD, ada swasta Sulsel, ada dari luar, terutama Korea yang intensif berkomunikasi dengan kita. Bahkan sudah kunjungan ke sini. Proyek transportasi ini tidak hanya dibiayai oleh pihak BUMN, tapi juga pihak swasta. Jadi suatu kolaborasi yang baik," jelasnya.

Budi menuturkan, proyek kereta api ini diharapkan bisa mendapatkan income dari mengangkut stone, batu bara dan mengangkut barang jadi. Pengangkutan itu diharapkan bisa mendapatkan income.

Jika income itu tidak bisa memenuhi, pemerintah juga bersiap untuk memberikan semacam PSO. Diharapkan proyek ini bisa menjadi kerjasama swasta dan pemerintah yang visibel dan diharapkan bank-bank memberikan dana.

"Kendala yang dihadapi saat ini, pertama investasinya memang besar. Jadi kita memang harus hati-hati mendapatkan uang itu dengan baik. Kedua, biasanya kan tanah, tapi dengan bantuan bupati. Alhamdulillah, kita targetnya akhir 2018 yang 47 KM rampung. Paling tidak awal 2019 sudah bisa digunakan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com