Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Kepatuhan Masyarakat Membayar Pajak Meningkat

Kompas.com - 29/10/2017, 17:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasio kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Yon Arsal mengungkapkan ada sebanyak 36,03 juta wajib pajak, dan 16,6 juta diantaranya merupakan wajib lapor SPT (surat pemberitahuan tahunan).

"Nah target rasio kepatuhan kami itu 75 persen dari 16,60 juta. Artinya SPT yang harus masuk (dilaporkan) itu 12,45 juta," kata Yon, di Jakarta.

Hingga September 2017, realisasi SPT sebanyak 11,78 juta. Artinya pencapaian rasio kepatuhan adalah 70,98 persen. Pada tahun 2016, target rasio kepatuhan sebesar 72,5 persen. Realisasi kepatuhan pajak pada tahun 2016 sebesar 63,15 persen.

Peningkatan kepatuhan pajak ini berdampak terhadap penerimaan pajak. Hingga Oktober 2017, penerimaan pajak dari sektor industri sebesar Rp 224,95 triliun atau tumbuh 16,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor perdagangan sebesar Rp 134,74 triliun atau tumbuh 18,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan penerimaan pajak dari sektor keuangan sebesar Rp 104,92 triliun atau tumbuh 9,08 persen, sektor tambang sebesar Rp 31,66 triliun atau tumbuh 30,16 persen, informasi komunikasi sebesar Rp 32,19 triliun atau tumbuh 4,62 persen, konstruksi Rp 35,4 triliun atau tumbuh 2,46 persen, serta penerimaan dari sektor lainnya sebesar Rp 165,19 triliun atau tumbuh 10,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri tumbuh 15 persen dibanding Oktober tahun 2016. Sedangkan pajak impor tumbuh 20 persen.

"PPh (pajak penghasilan) secara agregat (tumbuh) 20-25 persenan. Salah satu penunjangnya kan PPh 21 sudah normal, tumbuh 15-16 persen, PTKP (penghasilan tidak kena pajak) nya sudah sama dengan tahun lalu," kata Yon.

Sedangkan pihaknya masih berupaya meningkatkan penerimaan dari pajak penghasilan final (PPh final). Meski demikian, dia meyakini target penerimaan dari PPh final dapat tercapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com