Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritel Berguguran, Mendag Berkilah Generasi Millennial Malas Belanja di Mal

Kompas.com - 30/10/2017, 11:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri ritel dalam negeri tengah mengahadapi persoalan pelik. Selain menurunnya tren belanja masyarakat, peralihan pola konsumsi juga menjadi alasan dibalik gugurnya satu per satu gerai ritel terutama di Jakarta.

Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya, mulai dari 7-Eleven, PT Matahari Department Store.

Kemudian, Lotus Department Store dan Debenhams akan ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober dan akhir tahun ini.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan gugurnya gerai ritel di kota-kota besar seperti Jakarta adalah terjadinya pergeseran perilaku konsumen.

Salah satunya adalah generasi muda atau millennial yang disebut-sebut sudah enggan berbelanja ke pusat-pusat perbelanjaan sepeti mal.

"Konsumen terbesar terutama di perkotaan adalah yang disebut generasi millennial. Terjadi pergeseran perilaku konsumen dalam kehidupan, dan juga belanja," ujar Mendag Enggartiasto kepada Kompas.com, Senin (30/10/2017).

Menurut Mendag, pergeseran perilaku tersebut bukan hanya di Jakarta dan kota-kota besar tetapi juga terjadi di berbagai belahan dunia.

Terlebih generasi muda memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi secara cepat melalui internet, termasuk informasi produk atau jasa melalui dunia maya.

"Ini bukan hanya di Indonesia saja tapi juga di dunia apalagi mereka tersambung dengan informasi tentang berbagai hal. Mereka juga cenderung ingin mencoba," papar Mendag.

Selain pergeseran perilaku belanja generasi muda, kondisi kota-kota besar seperti masalah kemacetan juga menyebabkan masyarakat semakin enggan belanja di pusat perbelanjaan salah satunya ritel konvensional.

"Generasi millennial ini dalam berbelanja sekarang diperkotaan yang penuh dengan kemacetan dan lain-lain, sudah tidak mau lagi ke Lotus, Matahari, bahkan Sogo untuk berputar-putar memilih-milih barang, mereka akan langsung ke boutique atau online," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani mengatakan, perlu ada upaya dari pemerintah agar persoalan tutupnya gerai ritel tidak terus berlanjut.

"Tutup itu kan karena tidak laku, poinnya itu, karena pembelinya berkurang," kata Hariyadi kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2017).

Menurut Hariyadi, pasca-tutupnya 7-Eleven hingga saat ini, pemerintah belum serius menghiraukan masalah daya beli.

"Ini kan sekarang kementerian terkait membantahlah enggak percaya daya beli turun segala macam. Tapi kalau pemerintah sendiri tidak memahami apa yang terjadi, kan bisa memukul pemerintah itu sendiri," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com