Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thomas Lembong: Industri Ritel Konvensional Sedang Jungkir Balik

Kompas.com - 30/10/2017, 18:57 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengungkapkan, adanya penutupan beberapa gerai ritel konvensional menandakan industri ritel tanah air sedang berada dalam tekanan.

Menurutnya, peralihan dari offline menuju online telah membuat industri ritel di dunia pun tertekan termasuk di Amerika Serikat dan bukan hanya terjadi di Indonesia.

“Saya percaya dunia ritel di dunia sedang dalam proses jungkir balik, amburadul,” ungkap Thomas, saat konferensi pers di Kantor Pusat BKPM, Jakarta, Senin (30/10/2017).

Lembong mengatakan, secara tidak langsung dengan berbagai kemudahan dan efisiensi, peralihan dari offline ke online akan semakin menjauhkan konsumen dengan ritel konvensional.

(Baca: Dirjen Pajak: Ritel Konvensional Tutup Bukan karena Daya Beli Turun)

Online ini kecil, tapi pedas. Dampaknya bisa berkali-kali lipat. Go-Jek, Grab, Uber, online delivery. Saya pribadi sangat percaya orang malas jauh-jauh, panas, macet. Tinggal pencet-pencet, bayar online, diantar ke rumah. Sektornya masih kecil, tapi dampaknya berlipat-lipat,” kata Lembong.

Kendati demikian, Lembong mengatakan, lesunya industri ritel juga disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang sudah berubah dan tidak lagi membeli barang-barang bermerek dan lebih memilih menggunakan uangnya untuk pergi liburan.

“Orang-orang lebih senang kumpul-kumpul di kafe, restoran, pariwisata. Sekarang yang bikin orang dahsyat adalah selfie di tempat wisata, upload ke Instagram,” jelasnya. Dengan ini, kata Lembong, perlu ada perubahan strategi bisnis dari pelaku industri ritel agar tidak kalah bersaing.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, pergeseran perilaku konsumen juga terjadi pada generasi muda atau millennial yang disebut-sebut sudah enggan berbelanja ke pusat-pusat perbelanjaan sepeti mal.

Senada dengan Kepala BKPM, Mendag menuturkan, generasi muda saat ini lebih cenderung menggunakan uangnya untuk gaya hidup seperti liburan, kumpul bersama teman dan kerabat, hingga wisata kuliner.

"Mereka (generasi muda) memilih dan ingin mencoba berbagai jenis makanan, minuman snack, seperti generasi muda lainnya di seluruh dunia. Untuk itu revenue cafe resto meningkat tajam," jelas Mendag.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com