Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan: Alih Kelola Blok Mahakam Jadi Pertaruhan Besar Pertamina

Kompas.com - 01/11/2017, 09:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

HANDIL BARU, KOMPAS.com - Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, saat ini, pengelolaan Blok Mahakam berada dalam masa transisi menyusul akan berakhirnya kontrak Total pada 31 Desember 2017.

Nantinya blok migas tersebut akan beralih dari PT Total E&P Indonesia ke tangan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

"Blok Mahakam jadi pertaruhan besar Pertamina," kata Jonan, di sela-sela peresmian fasilitas produksi gas di Lapangan Jangkrik, Handil Baru, Kalimantan Timur, Selasa (31/10/2017).

Jangan sampai, lanjut dia, alih kelola ini membuat produksi Blok Mahakam menjadi turun drastis. Sebab, nantinya reputasi Pertamina dan industri hulu migas Indonesia akan tercoreng di mata dunia.

"Kenapa (pengelolaan Blok Mahakam) diserahkan ke perusahaan nasional, itu produksi kok malah menurun?" kata Jonan.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, perusahaan plat merah tersebut berencana mengebor 15 sumur di Blok Mahakam. Nantinya sumur-sumur itu akan berproduksi pada 1 Januari 2018 saat Pertamina menjadi operator.

Saat ini produksi gas Blok Mahakam sebesar 1.309 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara untuk minyak dan kondensat, produksinya mencapai 51,2 ribu barel per hari (bph). Adapun Blok Mahakam merupakan produsen gas terbesar Indonesia dengan kontribusi total produksi gas nasional sekitar 20 persen.

Blok ini meliputi lapangan gas Peciko, Tunu, Tambora, Sisi Nubi dan South Mahakam. Termasuk lapangan minyak Bekapai dan Handil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com