JAKARTA, KOMPAS.com- PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih 1,99 miliar dollar AS atau Rp 26,8 triliun dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS pada kuartal III 2017.
Jumlah tersebut mengalami penurunan 27 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,83 miliar dollar AS.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik, mengatakan, penurunan laba perseroan lebih disebabkan tidak adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), meski harga minyak dunia terus naik.
BUMN migas ini harus kehilangan potensi pendapatan sekitar 1,5 miliar dollar AS atau setara Rp 19 triliun.
Dari sisi pendapatan, perseroan membukukan sebesar 31,38 miliar dollar AS per kuartal III 2017. Jumlah itu mengalami kenaikan dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26,62 miliar dollar AS.
"Kami berharap ada penyesuaian harga (BBM) per tiga bulan. Kalau sesuai formula (penghitungan), pendapatan kami 32,8 miliar dolar AS. Karena enggak disesuaikan maka kami hanya dapat 31,38 miliar dollar AS," ujar Elia saat paparan kinerja Pertamina di SKYE Restaurant, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Namun demikian, kalaupun tidak kebijakan penyesuaian BBM, hal tersebut tidak menjadi persoalan sebab, naik tidaknya harga BBM merupakan kebijakan pemerintah yang harus dijalankan, terlebih masyarakat menikmati harga BBM yang lebih terjangkau.
"Kebijakan harga ditentukan pemerintah. Pertamina kan milik pemerintah 100 persen. Tapi its, oke. Ini kebijakan pemerintah dinikmati oleh konsumen Pertamina. Konsumen dapat harga BBM yang lebih murah," kata Elia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.