Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Ada Uang Lembur, Sampai Mana Batasan Loyalitas Karyawan?

Kompas.com - 04/11/2017, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika Anda bekerja di perusahaan yang tidak menerapkan aturan lembur, sehingga tidak ada jatah uang lembur dan transportasi, apa yang harus Anda lakukan? Apalagi setiap hari Anda harus pulang malam hingga pukul 22.00?

Apakah Anda harus memilih diam, atau memilih menyampaikan keberatan pada perusahaan?

Haryo Utomo Suryosumarto, Founder & Managing Director PT Headhunter Indonesia, mengatakan jika sangat wajar seseorang keberatan bekerja di perusahaan yang tidak menerapkan aturan lembur.

Menurut Haryo, jika tempat Anda bekerja adalah perusahaan dengan aturan yang sudah baku, akan sulit mengubah aturan tersebut walaupun Anda mengajukan protes.

(Baca: Wartawati Jepang Meninggal Setelah Lembur 159 Jam)

"Anda bisa mencoba mengajukan keberatan kepada atasan Anda, tapi kemungkinan akan adanya perubahan kebijakan untuk dapat mengakomodasi keinginan Anda tersebut sangat kecil," kata Haryo, Seperti dikutip dari Jobplanet.com.

Akan tetapi, bila Anda bekerja di perusahaan skala kecil sampai menengah di mana level Anda tidak terlalu jauh di bawah direktur—yang kadang juga merupakan pemilik perusahaan, cobalah untuk membicarakan hal ini dengan atasan langsung Anda.

Bila atasan Anda tidak bisa memberikan solusi, mintalah izin beliau untuk membawa permasalahan ini kepada direktur atau pemilik perusahaan.

Usahakan untuk senantiasa mendapatkan dukungan dari rekan-rekan kerja Anda yang juga memiliki keberatan yang sama.

Jika ingin membawa permasalahan ini pada direktur atau pemilik perusahaan, cobalah untuk menyampaikannya bukan dari kacamata Anda sebagai seorang karyawan yang langsung menuntut hak—yang dalam hal ini adalah uang lembur atau uang transportasi.

Tapi sampaikan dengan cara yang baik bahwa Anda meminta saran dari direktur atau pemilik perusahaan bahwa jam kerja yang panjang membuat Anda serta rekan-rekan mengalami kelelahan fisik dan mental.

Sebab pada ujungnya, dapat berpengaruh pada kinerja masing-masing. Lebih baik lagi bila upaya Anda ini didukung dengan data rata-rata jam kerja per hari selama tiga bulan terakhir.

Biarkan beliau menawarkan alternatif solusi atau mungkin malah langsung menanyakan apa yang Anda serta rekan-rekan inginkan.

Nah, apabila lembur ini berlangsung terus-menerus, barulah masuk ke pembahasan apabila mungkin untuk membuat kebijakan baru terkait pemberian uang lembur atau uang transportasi bagi para karyawan yang harus pulang larut malam karena tuntutan pekerjaan.

"Saya sarankan untuk tidak menunda dalam mencari solusi terbaik bagi permasalahan ini. Karena bila berlangsung terus-menerus, tentunya akan sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan mental Anda," pungkas dia.

Kompas TV Riset jobplanet menunjukkan, generasi milenial memiliki tingkat kesetiaan yang lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com