Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Menakar Potensi Terjadinya Krisis Keuangan 10 Tahunan di 2018

Kompas.com - 06/11/2017, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Tidak terasa, kurang dari 2 bulan lagi kita akan segera berganti kalender menjadi tahun 2018.

Berkaca pada pengalaman krisis keuangan yang pernah melanda di tahun 1998 dan 2008, ada kekhawatiran pada tahun 2018, krisis akan terjadi kembali. Seberapa besar potensinya?

Sebetulnya, definisi krisis keuangan sendiri juga belum terlalu jelas. Ada yang menggunakan tingkat pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto – PDB) sebagai indikator. Ada pula yang menggunakan nilai tukar mata uang, pertumbuhan instrumen investasi seperti saham dan obligasi sebagai acuan.

Mengutip Wikipedia, Resesi, dalam konteks ekonomi makro adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Resesi adalah tahapan sebelum suatu kondisi perekonomian masuk ke dalam krisis keuangan.

Namun menariknya jika mengacu kepada indikator tersebut, sebenarnya pada tahun 2008, Indonesia masih belum bisa disebut krisis karena tingkat pertumbuhan PDB kuartal I hingga IV adalah 6,32 persen, 6,39 persen, 6,1 persen dan 5,2 persen. Walaupun angkanya menurun, tapi angkanya tetap positif. Hal ini berbeda dengan kondisi tahun 1998 yang mengalami pertumbuhan PDB -13,10 persen.

Namun mengapa tahun 2008 dianggap mengalami krisis keuangan seperti halnya tahun 1998? Hal ini karena pada tahun 2008 kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah dari posisi awal tahun di level Rp 9.050 ke Rp 12.400 atau melemah 37 persen.

(Baca: 30 Perusahaan di Indonesia Tahan Banting Saat krisis, Ini Resepnya)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merepresentasikan kinerja saham secara keseluruhan di Indonesia juga mengalami penurunan -50,64 persen.

Kondisi serupa juga terjadi pada tahun 1998 dimana kurs Rp melemah hingga ke titik terendah 16.650 dari level Rp 5000an dan IHSG pada tahun tersebut turun -0,91 persen.

Terdapat beberapa indikator lain yang bisa menjadi indikasi terjadinya krisisi ekonomi pada suatu tahun seperti tingkat inflasi, rasio kredit bermasalah bank, dan tingkat suku bunga.

Inflasi yang tinggi, banyak kredit macet, dan suku bunga yang semakin tinggi agar masyarakat tidak memindahkan dananya ke luar negeri merupakan upaya untuk mengatasi krisis keuangan.

Namun dari semua indikator tersebut, tampaknya yang menjadi perhatian masyarakat adalah kurs nilai tukar dan kinerja investasi. Karena jika dingat kembali, pada tahun 2015, Indonesia juga disebut sempat mengalami “krisis mini”.

Hal ini karena kurs nilai tukar melemah dari yang berada di kisaran Rp 12.000an pada akhir tahun ke Rp 14.000an. IHSG juga mengalami penurunan -12,13 persen pada tahun tersebut.

Apakah melemahnya kurs mata uang berpotensi terjadi di 2018?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com