Sekilas tak ada yang membedakan Melisa Prita (20) dari anak muda pada umumnya. Melisa adalah seorang mahasiswi sebuah universitas swasta di Bandung yang juga bekerja sebagai driver ojek online untuk mencari penghasilan tambahan.
Kisah Melisa menjadi istimewa ketika Ia bertemu Disa, seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang menderita Osteosarcoma atau sejenis kanker tulang.
Disa membutuhkan biaya yang cukup besar untuk operasi karena BPJS tidak bisa menanggung seluruh beban biaya pengobatan penyakitnya – sebuah kondisi yang umum terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Data terakhir BPJS menyatakan saat ini baru sekitar 70 persen masyarakat yang terjangkau program BPJS Kesehatan.
Memahami kesulitan Disa, Melisa pun tergerak mengajak teman-temannya untuk mengumpulkan bantuan.
Melalui situs penggalangan dana online Kitabisa.com, Melisa memulai sebuah kampanye untuk membantu pengobatan Disa.
Menggunakan media sosial dan aplikasi messenger yang Ia miliki, Melisa mengajak teman dan jejaringnya untuk berdonasi. Hasilnya, dalam kurun waktu 1 bulan Melissa berhasil mengumpulkan Rp 51 juta dari 386 donatur.
Semangat Melisa jelas merefleksikan karakter luhur bangsa Indonesia yaitu tolong menolong dan gotong royong.
Memanfaatkan kekuatan gotong royong, Melisa pun berubah dari anak muda biasa menjadi seorang sosok yang dibutuhkan saat ini, yaitu seorang penggerak atau agent of change yang dapat menciptakan kebaikan, tanpa melihat perbedaan.
Pada hari Sumpah Pemuda bulan Oktober lalu, kita kembali diingatkan oleh Presiden Joko Widodo akan pentingnya menjaga semangat kerja sama di tengah perbedaan kelompok masyarakat yang begitu beragam.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.