Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Revitalisasi Toko Tani dan Rumah Pangan Lestari

Kompas.com - 08/11/2017, 20:30 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2018, Kementerian Pertanian (Kementan) akan merevitalisasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Toko Tani Indonesia Center TTIC. "Keduanya akan menjadi fokus Kementan 2018," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi di Bandung pada Selasa (7/11/2017).

Agung mengutarakan hal tersebut usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Program 2017 dan  Pemantapan Program Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Tahun 2018. "Kawasan Rumah Pangan Lestari yang sudah cukup lama dilaksanakan dan sempat meredup akan kita tinjau kembali," kata Agung.

Menurut hemat Agung, pada 2018 itu jumlah KRPL akan ditambah dan dikembangkan. Dalam catatannya ada potensi jumlah lahan pekarangan di Indonesia sebesar 10,4 juta hektar. Lantas, sejak 2010 hingga kini ada 18.000 titik lokasi KRPL. "Kita akan tingkatkan hingga 23.000 titik di tahun 2018," ujarnya.

Agung juga menambahkan bahwa kajian ekonomi untuk KRPL sangat membantu ekonomi rumah tangga di sekitar lokasi. Kajian itu menunjukkan bahwa ada penghematan pengeluaran biaya rumah tangga Rp 750.000 hingga Rp 1,2 juta tiap rumah tangga.

"Menteri Pertanian meminta  agar fungsi KRPL sebagai pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga ditingkatkan. Untuk itu kita akan berikan bantuan sarana  agar kebutuhan KRPL terpenuhi," tambah Agung.

Selanjutnya, Badan Ketahanan Pangan akan bekerja sama dengan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk memenuhi kebutuhan benih tanaman sayuran dan pendampingan. Untuk pengembangan KRPL ke depan, BKP juga mengandeng Kelompok Wanita Tani dan PKK.

"Kita akan pacu KRPL yang sudah ada dan membangun KRPL di berbagai wilayah yang selama ini minim sumber pangan berupa sayur mayur dan kebutuhan dapur rumah tangga," ujar Agung.

Distributor

Lalu, dalam waktu dekat BKP akan meluncurkan TTIC Digital. Kelak, TTIC akan menjadi distributor Toko Tani Indonesia dengan kerja sama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai produsen kebutuhan TTI.

Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa kini Kementan sudah membangun 1800 unit TTI. "Tahun 2018 targetnya sudah ada 3000 unit TTI di daerah penyangga pasar," kata Agung.

Selanjutnya, BKP Kementan akan menjadikan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meresmikan Toko Tani Indonesia Pasar Minggu Jakarta, Rabu (15/6/2016).Pramdia Arhando Julianto Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meresmikan Toko Tani Indonesia Pasar Minggu Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Lantas, pada daerah-daerah yang rentan pangan akan dilakukan berbagai program pemenuhan gizi pada tiap provinsi dengan memanfaatkan berbagai keragaman sumber karbohidrat yang ada, sehingga pemenuhan dan perbaikan gizi dapat terpenuhi.

Untuk mengimplementasikan diversifikasi pangan, BKP akan mengajak berbagai kelompok yang dapat memberikan pengetahuan pengolahan berbagai sumber karbohidrat non-beras menjadi makanan menarik, sehingga dapat mendorong minat masyarakat mengolah menjadi bahan pangan.

"Melalui upaya tersebut, selain akan tersedia keberagaman pangan di masyarakat, menu pangan masyarakat juga akan semakin baik" pungkas Agung Hendriadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Whats New
IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com