Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Ekonomi, Faisal Basri Minta Pemerintah Tidak Ugal-ugalan Lagi

Kompas.com - 09/11/2017, 15:22 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri, menyarankan pemerintah untuk melakukan perbaikan kebijakan dalam rangka menggenjot pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Faisal memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2017 akan meleset dari target pemerintah sebesar 5,2 persen.

"Saya perkirakan riak-riak (krisis) itu akan segera terjadi, sehingga Presiden dan pemerintah sadar bahwa harus ada yang namanya rasionalisasi kebijakan. Enggak bisa serba ugal-ugalan seperti sekarang ini," kata Faisal usai menghadiri acara MNC Sekuritas di Ambhara Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).

Ugal-ugalan yang dimaksud Faisal adalah ketika pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur tetapi memberi target yang tidak diiringi dengan persiapan matang. Dia mencontohkan momen saat Presiden Joko Widodo memerintahkan pembangunan bandara baru kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, tetapi belakangan ada masalah pada bangunan bandara itu.

Baca juga: Faisal Basri: Kebijakan Ekonomi Pemerintah "Ugal-ugalan"

Terkait riak-riak, Faisal mengungkapkan, tanda-tanda terjadinya krisis ekonomi sudah terlihat saat ini, salah satunya ketika rupiah mulai terganggu. Faktor lain yang memperkuat dugaannya juga mengenai cadangan devisa yang menurun, meskipun telah dilakukan langkah intervensi melalui sejumlah kebijakan untuk menopang itu yang dianggap belum terlalu efektif.

"Mau tidak mau, pemerintah akan menelan pil pahit karena penerimaan pajak akan jauh dari target. Semua menumpuk akhir tahun, menyebabkan ada riak-riak itu," tutur Faisal.

Dia pun memprediksi, hingga akhir tahun 2017, pertumbuhan ekonomi hanya akan ada pada angka 5 persen. Faisal juga berpendapat, jika cara ugal-ugalan masih dipakai pemerintah pada tahun depan, kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 hanya naik menjadi 5,1 persen.

Kompas TV Pemerintah mengakui pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga jauh di bawah harapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com