Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokopedia Akui Ada Dampak dari Pembekuan TokoCash oleh BI

Kompas.com - 09/11/2017, 20:30 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan pergadangan elektronik atau e-commerce Tokopedia mengakui adanya dampak yang terjadi setelah Bank Indonesia membekukan sistem pembayarannya yakni, TokoCash. Salah satunya, kenyamanan pengguna saat transaksi dengan TokoCash.

Chief of Staff Tokopedia, Melissa Siska Juminto mengatakan, tidak semua fitur TokoCash dibekukan oleh Bank Indonesia. Adapun fitur yang dibekukan yakni hanya untuk pengisian uang ulang atau top up.

"Jadi memang ada dampaknya yang mengganggu, seperti kenyamanan transaksi orang. Dan juga dampak kepada sales serta merchant kami yang jumlahnya 2,5 juta," ujar di di Gedung D.Lab, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Menurut Melissa, TokoCash dibuat untuk mempermudah masyarakat untuk bertransaksi online tanpa harus mempunyai rekening bank. TokoCash, terang dia, juga untuk mendukung gerakan non tunai yang digagas oleh pemerintah.

"Jadi memang di Tokopedia sendiri merchant-nya yang aktif 2,5 juta. Dan memang pas TokoCash dilaunch 6-7 bulan lalu, sangat antusias. Transaksi pun jadi lebih mudah. Intinya bagaimana cara kami bisa reach untuk user dan buyer yang tidak punya rekening bank," jelas dia.

Meski demikian, Melissa belum mengetahui kapan Bank Indonesia mencabut pembekuan fitur TokoCash. Akan tetapi, tambah Melissa, perusahaan telah mengajukan izin ke Bank Indonesia.

"Kami tetap kerja sama dengan Bank Indonesia. Jadi pihak ini lebih bagaiman both side work together untuk mewujudkan gerakan non tunai ini bersama. Kalau ditanya kapan, saya enggak tau yang pasti perizinan sudah," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com