Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Perkembangan "Singles Day", dari China ke Indonesia

Kompas.com - 10/11/2017, 17:47 WIB

KOMPAS.com - Ada banyak hal berlawanan di dunia ini. Kami juga yakin bahwa dalam sekejap kamu pun fasih menghimpun sejumlah hal kontradiktif di sekitar kita.

Salah satu antitesis yang mulai populer belakangan ini yaitu “Singles Day”. Menilik namanya yang cocok diartikan menjadi “Hari Jomblo”, momen tersebut hadir sebagai kebalikan dari “Valentine’s Day”.

Bila ditelusuri muasalnya, momen Singles Day berasal dari respons orang-orang lajang di negeri China. Tidak pasti siapa yang sebetulnya pertama kali memulai perayaan ini.

Tapi saduran dari The Telegraph menceritakan bahwasanya para mahasiswa jomblo di Unversitas Nanjing-lah yang memulai perayaan “Singles Day" dalam lingkup kampus pada tanggal 11 November ketika era 90-an.

Masing-masing angka 1 dari tanggal itu menjadi representasi ideal sebuah status lajang. Alih-alih merayakan kesendirian dengan bermuram durja, para mahasiswa ini mengapresiasi diri sendiri lewat bermacam hal yang menyenangkan hati.

Mulai dari makan enak sampai kenyang, karaokean, hingga belanja berbagai barang yang sebenarnya telah lama ingin dimiliki. Intinya, mereka ingin ada hari yang nyata untuk berpuas diri.


Awal mula Singles Day dan promo 11.11

Semarak perayaan Singles Day ini masih biasa-biasa saja sampai kurun tahun 2000-an awal. Levelnya masih berbatas pada tradisi perayaan kejombloan di China.

Namun gegap gempitanya menanjak drastis setelah Alibaba menciptakan parade belanja online penuh diskon selama hari Singles Day pada tanggal 11 November 2009.

Dasar Homo consumericus, tebaran potongan harga khusus hari itu mampu menggoda mata dan memunculkan hasrat yang kemudian bermuara ke dompet para konsumen di China. The Telegraph mengutip ada perputaran uang 50 juta yuan (atau setara Rp 10 miliar saat ini) ketika Alibaba menggelar ajang belanja Single Day pada tahun 2009.

Kesuksesan Alibaba melakukan make-over dalam momen Singles Day kemudian menghadirkan ketertarikan dari para pelaku e-commerce lain untuk berpartisipasi. “Ada gula, ada semut,” begitulah kira-kira cerminan keberhasilan momen belanja online 11 November ini.

Besarnya antusiasme konsumen membuat perayaan Singles Day tidak lagi sekadar diperuntukkan pada mereka yang melajang. Di tahun-tahun berikutnya, siapapun dapat merasakan indahnya perayaan tersebut, terlebih orang-orang yang gemar belanja karena melimpahnya suguhan diskon dari berbagai toko jualan daring.


Rapor cemerlang Singles Day

Meriahnya Singles Day di ranah e-commerce China tidak sekadar karena “eksploitasi” status lajang para konsumennya. Iya, perayaan ini merupakan sebuah kesempatan emas untuk memuaskan diri sendiri.

Tapi pihak Alibaba meninjau, bersinarnya momen Singles Day justru lebih dipengaruhi oleh strategisnya tanggal 11 November itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com