Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Daya Ungkit Kolaborasi BUMDes dan Koperasi

Kompas.com - 13/11/2017, 08:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

engan keterbukaan koperasi, anggota bisa bertambah saban waktu. Mereka memiliki kesempatan yang sama memodali koperasi lewat instrumen simpanan saham atau lainnya. Makin banyak anggota, makin besar partisipasi modal dari masyarakat.

Dalam kondisi seperti itu, di tahun ketiga atau kelima, BUMDes bisa menarik sebagian penyertaan modalnya, menjadi tersisa hanya 20 persen, misalnya.

Dana segar itu dapat BUMDes investasikan kembali pada jenis koperasi lainnya. Polanya sama, bila modal masyarakat sudah cukup kuat, BUMDes menarik sebagian penyertaannya dan sisakan sebagian sebagai fungsi kontrol.

Pola itu bisa dilakukan berulang kali pada jenis koperasi berbeda seperti skema revolving fund.

Pada titik itu, BUMDes menjadi semacam fund management yang melakukan investasi di banyak perusahan berlainan sektor. Keunggulannya adalah menyebar resiko atas kerugian usaha, memperluas manfaat bagi banyak sektor dan orang, serta balas jasa yang berkelanjutan. Dalam skema investasi itu berlaku diktum, 1 kali 7 lebih bagus daripada 7x1.

Daya ungkit kolaboratif

Pola kolaborasi di atas akan menghasilkan daya ungkit bagi semua pihak. Pertama, BUMDes yang lahir belakangan tak perlu melakukan kesalahan berulang-kali seperti yang dialami oleh perusahaan koperasi.

Bagaimanapun, koperasi memiliki pengalaman panjang dengan serial jatuh-bangun berulang. Dan karenanya, koperasi memiliki kapasitas kewirausahaan dan manajemen yang baik hasil praktik puluhan tahun.

Kedua, terjadi akselerasi modal pada koperasi untuk pengembangan usaha, apalagi bila balas jasanya lebih rendah dari bank.

Di sisi lain, penyertaan modal pada koperasi menjadi instrumen bagi peningkatan tata kelola yang baik (good cooperative governance). Koperasi dituntut lebih profesional, transparan dan akuntabel.

Ketiga, masyarakat dilindungi oleh BUMDes dari praktik sesat koperasi yang banyak berkembang di masyarakat. Adalah rahasia umum bahwa citra koperasi terpuruk karena praktik rentenir berkedok koperasi.

Sebagai wali amanah, BUMDes melindungi hak masyarakat. Gilirannya hal itu dapat mendukung kerja dinas koperasi di daerah-daerah yang biasanya kekurangan SDM pengawasan.

Keempat, peluang terjadinya kompetisi antara BUMDes dan koperasi menjadi berkurang atau hilang sama sekali.

Bagaimanapun keduanya memiliki pasar yang sama, desa. Alih-alih berkompetisi, lebih baik bekerja sama. Jangan dilupakan, keduanya hadapi kompetitor yang sama: konglomerasi swasta kapitalis, kartel di berbagai sektor, dan sejenisnya.

Kelima, jaringan kerja BUMDes akan meluas dan transnasional. Hal itu karena gerakan koperasi memiliki wadah gerakan koperasi internasional, International Cooperative Alliance atau ICA, yang efektif di tiap regional.

Holding BUMDes sebagai perusahaan sosial dapat ajukan keanggotaan khusus, misalnya di ICA Asia Pacific. Tentu akan sangat mendukung bagi kerja sama antar kawasan.

Bandul politik

Secara jangka panjang, kolaborasi itu lebih berkelanjutan bagi masyarakat desa. Bagaimanapun, kita tak bisa memastikan apakah dana desa masih bergulir sampai
10 tahun mendatang. Hal itu karena belanja negara pasti akan membengkak.

Penyebab lain, praktis hal itu sangat bergantung pada kemauan politik rezim berkuasa. Dan terakhir, tujuan pembangunan adalah tercapainya kemandirian masyarakat. Masyarakat harus berdikari, meski tanpa dana desa.

Sekarang merupakan momen tepat melakukan investasi jangka panjang: memobilisasi, membangun, dan mengolaborasi sumber daya di desa.

Bila ternyata bandul politik berubah, masyarakat sudah cukup memiliki sumber daya untuk dikelola bersama melalui koperasi yang terhubung lewat BUMDes.

Di sana BUMDes menjadi private-public platform yang pertemukan aneka jenis koperasi di masyarakat. Mari berkolaborasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com