JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ramai beredar di media jika Ciputra Group berencana mengakuisisi bisnis media Jawa Pos Group milik Dahlan Iskan, mantan menteri di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jika memang benar Dahlan Iskan menjual Jawa Pos Group, sebenarnya hal itu merupakan langkah cerdas di saat industri media mengalami transformasi besar dari media konvensional cetak dan televisi ke media digital, baik online, media sosial hingga video.
Secara global memang laju bisnis media konvensional seperti media cetak terus melambat.
Mengutip riset PwC dalam laporan Perspective from the Global Entertaiment and Media Outlook 2017 menyebutkan, laju global pertumbuhan koran dalam lima tahun ke depan adalah minus 8,3 persen.
Di sisi lain, PwC memprediksi media berbasis internet tumbuh 0,5 sampai 6 persen.
Selain berita mengenai Dahlan Iskan dan Ciputra, berita lain yang diminati yakni masih soal tergerusnya ritel modern.
Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memaparkan, lima tahun lalu pertumbuhan sektor ritel mencapai 12,5 persen per tahun. Tapi saat ini, pertumbuhannya hanya 10,5 persen per tahun.
Berikut lima berita populer di kanal ekonomi Kompas.com pada Kamis (17/11/2017) yang bisa Anda simak kembali hari ini.
1. Bos Ciputra Group Jawab Isu Pembelian Saham Dahlan Iskan
Belakangan beredar kabar yang menyebutkan bahwa Ciputra Group telah mengambil alih saham Jawa Pos Group dari Dahlan Iskan. Direktur Ciputra Group, Harun Hajadi pun buka suara mengklarifikasi kabar tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.