Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Torehan Asa Sekumpulan Perempuan Tangguh dari Menoreh

Kompas.com - 24/11/2017, 14:09 WIB
Josephus Primus

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejak setahun ke belakang, punggung bukit pegunungan Menoreh di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta menjadi saksi bisu kerja keras para perempuan tangguh. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Seruni Menoreh Indah.

Torehan asa mereka kini menuai bukti. KWT itu sukses mengembangkan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Caranya dengan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang diinisiasi oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

Penanda keberhasilan itu, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, status Desa Sidoharjo, lokasi KWT Seruni Menoreh Indah, naik ke tingkat empat. Sebelumnya, desa itu masu kategori desa rentan rawan pangan tingkat dua.
   
"Pengembangan KRPL ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan daerah rentan rawan pangan dengan mendorong masyarakat mampu memproduksi pangannya sendiri," kata Agung Hendriadi.


"Melalui KRPL diharapkan asupan gizi keluarga dapat dipenuhi dengan memgoptimalkan lahan pekarangan untuk ditanami aneka sayuran sehingga nutrisi keluarga menjadi beragam bergizi seimbang dan aman," lanjutnya menegaskan.

"Dengan meningkatnya status gizi keluarga yang lebih baik, otomatis ketahanan pangan dan masyarakat juga semakin meningkat, sehingga dari desa yang tadinya rentan rawan pangan, statusnya akan semakin meningkat," tambah Agung.

Dalam kesempatan ini, Agung mendeklarasikan Desa Sidoharjo sebagai desa pangan organik lestari. Agung berharap, ke depan, aksi yang sudah dilakukan di Sidoharjo terjamin keberlangsungannya. "Bahkan, terus berkembang dan ditularkan ke desa-desa lainnya," tutur Agung.

Turun

Kemudian, menurut penuturan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta Arofah Noor, kini ada penurunan jumlah desa rentan rawan pangan menjadi 10 desa. Tadinya, desa kategori itu ada 16.

"Di Desa Sidoharjo ini sudah separuh warga nya mengikuti kegiatan KRPL karena mereka sudah merasakan sendiri manfaat nya" ujarnya.

Sementara itu, Ketua KWT Seruni Menoreh Pujiwanti mengisahkan bahwa kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan menanam aneka sayuran yang dilakukan bersama 20 anggota kelompok telah memberi manfaat nyata. Kegiatan itu, antara lain mengurangi pengeluaran belanja membeli sayuran untuk keburuhan sehari-hari dan dapat mencukupi kebutuhan gizi keluarga.

Dalam sebulan, lanjut Pujiwanti, keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan sebesar Rp 500.000.  

Saat ini, KWT juga sudah mengembangkan kebun bibit desa untuk keberlangsungan kegiatan. "Dengan adanya kegiatan ini, kami menjadi lebih produktif mengolah lahan di pekarangan untuk ditanami sayuran yang hasilnya bisa dikonsumsi sendiri dan selebihnya bisa kami jual," ujarnya.

Selain menanam aneka sayuran dan sumber pangan lain, KWT juga memelihara ternak ayam dan lele yang dapat memenuhi kebutuhan pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman. Kelompok ini juga membuat 40 jenis produk olahan makanan yang sudah masuk ke toko berjejaring yakni Tomira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com