Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ahmad Mu’tamir, Petani Kentang dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 24/11/2017, 17:08 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Siapa bilang menjadi petani itu tidak bisa sukses untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Barangkali tirulah Ahmad Mu’tamir (64), petani kentang, yang tinggal di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Sejak muda, Mu’tamir menekuni profesi menjadi seorang petani. Lahan di desanya yang kebetulan berada di dataran tinggi disulap menjadi hamparan kebun kentang. Kebunnya luas, dan indah. Kualitas kentang dari kebunnya menjadi hal utama.

Untuk menghasilkan kentang berkualitas, Muktamir tak ragu mengajak para pakar petanian melakukan penelitian di kebunnya. Dalam bertani, Mu’tamir tidak saja menanam kentang asal-asalan, namun menamam kentang lewat pengetahuan.

“Bibit kentang ini dari Belanda. Kemudian pengembagannya melibatkan pakar pertanian dari UGM,” kata kata Mu’tamir kepada Kompascom, pada pertengahan bulan November 2017 ini.

Baca juga: Cerita Petani Tolak Ekspor 36 ton Kopi Posong ke Korea...

Menjadi petani, kata dia, perlu untuk terus belajar dan mendapat masukan dari berbagai pihak. Jika dalam prosesnya mengalami hambatan, dia tak ragu bertanya kepada pakar untuk memberi masukan. Begitu pula jika hasil panen kurang memuaskan.

Saat menekuni profesi ini, pria 64 tahun ini sempat mengalami beragam masalah mulai dari bibit, hama, hingga produk hasil kentangnya. Namun masalah itu justru membuatnya semakin berinovasi dalam bertani. Berbagai cara dicoba, hingga akhirnya ia mempraktikkan masukan dari pakar pertanian yang melakukan penelitian di kebunnya.

Berkat saran dari pakar, hasil produknya justru meningkat pesat. Ia tak ragu bercerita bahwa menjadi petani perlu terus belajar, agar lebih berpengalaman.

“Biaya proses kentang satu hektar ini sekitar Rp 90 juta. Tapi panennya itu kalau dijual Rp 170 juta dalam waktu empat bulan. Kalau satu tahun tinggal dikalikan sendiri, karena kentang ini tidak kenal musim,” kata dia.

Keripik kentang

Keripik Kentang milik Ahmad Mutamir dari dataran tinggi Dieng, Banjarnegara.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Keripik Kentang milik Ahmad Mutamir dari dataran tinggi Dieng, Banjarnegara.
Setelah sukses bertani, Mu’tamir tak berhenti. Berbekal coba-coba, dia dan istrinya Ety Subekti berwirausaha keripik kentang. Hasil panen kentang kebunnya tidak langsung dijual, melainkan diolah hingga menjadi keripik kentang.

Halaman Selanjutnya
Halaman:


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ini Harapan Pengusaha kepada Calon Pengganti Presiden Jokowi

Ini Harapan Pengusaha kepada Calon Pengganti Presiden Jokowi

Whats New
Tingkatkan Layanan, Aplikasi Mengantar Angkat Agung Hari Prabowo Jadi Komisaris Baru

Tingkatkan Layanan, Aplikasi Mengantar Angkat Agung Hari Prabowo Jadi Komisaris Baru

Whats New
Pengamat: yang Terlilit Pinpri adalah Mereka yang Terjebak Gaya Hidup

Pengamat: yang Terlilit Pinpri adalah Mereka yang Terjebak Gaya Hidup

Whats New
Keputusan Bea Cukai Lelang Ribuan Baju Impor Jadi Kontradiktif dengan Upaya Pemerintah

Keputusan Bea Cukai Lelang Ribuan Baju Impor Jadi Kontradiktif dengan Upaya Pemerintah

Whats New
Komitmen PT GNI Dukung Keselamatan Kerja Karyawan dan Berkontribusi untuk Dunia Pendidikan

Komitmen PT GNI Dukung Keselamatan Kerja Karyawan dan Berkontribusi untuk Dunia Pendidikan

Whats New
Kemenkominfo Catat Ada 7.836 Rekening Ilegal terkait Pinjaman Online

Kemenkominfo Catat Ada 7.836 Rekening Ilegal terkait Pinjaman Online

Whats New
Pengembang Perumahan Keluhkan Masyarakat Kesulitan Akses KPR Akibat Tunggakan Pinjol

Pengembang Perumahan Keluhkan Masyarakat Kesulitan Akses KPR Akibat Tunggakan Pinjol

Whats New
BRI Insurance Ajak Mitra Gojek Ikut Asuransi

BRI Insurance Ajak Mitra Gojek Ikut Asuransi

Rilis
TikTok Shop Resmi Tutup

TikTok Shop Resmi Tutup

Whats New
Simak Strategi Investasi Jelang Tahun Politik

Simak Strategi Investasi Jelang Tahun Politik

Earn Smart
Sesuai Ketetapan Pemerintah, PGN Jaga Penyaluran Gas Bumi di Jawa Bagian Barat hingga Sumatera Bagian Selatan

Sesuai Ketetapan Pemerintah, PGN Jaga Penyaluran Gas Bumi di Jawa Bagian Barat hingga Sumatera Bagian Selatan

Whats New
Rupiah dan IHSG Berakhir di Zona Merah

Rupiah dan IHSG Berakhir di Zona Merah

Whats New
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Dirut KAI: Kami Antisipasi Masalah Tanah

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Dirut KAI: Kami Antisipasi Masalah Tanah

Whats New
Asuransi Zurich Plan Protector Tawarkan Pengembalian Premi hingga 200 Persen

Asuransi Zurich Plan Protector Tawarkan Pengembalian Premi hingga 200 Persen

Whats New
Holding BUMN Pertahanan Bantah Ekspor Senjata ke Myanmar

Holding BUMN Pertahanan Bantah Ekspor Senjata ke Myanmar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com