Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Daya Saing, Pendidikan Vokasi Wajib Dikembangkan

Kompas.com - 27/11/2017, 14:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus menggenjot perbaikan daya saing Indonesia. Hal ini termasuk peningkatan peringkat kemudahan berbisnis atau Ease of Doing Business (EoDB).

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan, dalam hal daya saing, peringkat daya saing Indonesia pada periode 2017-2018 berada di urutan ke-36. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di peringkat ke-41 dari 137 negara.

Adapun dalam hal kemudahan berusaha atau EoDB, peringkat Indonesia pada tahun 2018 adalah ke-72. Angka ini pun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di urutan ke-91 dari 190 negara.

Guna mengembangkan sektor industri sebagai salah satu unsur dalam meningkatkan daya saing, kemudahan berusaha, dan pertumbuhan ekonomi, maka perlu dikembangkan pula kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri serta standar tenaga kerja.

Baca juga : Lulusan SMK Banyak Menganggur, Bappenas Cek Ulang Sistem Pendidikan Vokasi

"Daya saing Indonesia membutuh fondasi yang kokoh pada sisi sumber daya manusianya, di mana Presiden Jokowi telah meminta kepada kami untuk meningkatkan kualitas SDM industri," kata Airlangga saat menyampaikan pidato kunci pada acara diskusi bertajuk "Membangun Industri Berkelanjutan" di Jakarta, Senin (27/11/2017).

Airlangga menyatakan, pihaknya telah mendorong melalui 2 program yaitu Link and Match SMK dan Industri dan pelatihan 3 in 1. Model ini diadopsi dari sistem Jerman dan Swiss.

Program ini telah dilaksanakan secara bertahap di beberapa provinsi, yakni di Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah, lalu Jawa Barat dan terakhir di Sumatera bagian utara. Airlangga menuturkan, pihaknya menargetkan pada tahun 2019 akan ada 1 juta tenaga kerja industri yang tersertifikasi.

Beberapa perusahaan pun berkomitmen tak hanya berupa investasi di Indonesia, namun juga memangun SMK dan mengembangkan investasi. Dengan demikian, kebutuhan SDM dapat terpenuhi saat fasilitas produksi rampung dibangun.

Baca juga : Pemerintah Kaji Fasilitas Tax Allowance untuk Industri yang Kembangkan Pendidikan Vokasi

Ia memberi contoh, perusahaan asal AS Kohler berkomitmen untuk berinvestasi di Cikarang, Jawa Barat. Tak hanya itu, Kohler juga menyatakan bakal membangun sarana pendidikan vokasi.

Perusahaan elektronik asal Korea Selatan Samsung pun mendorong pendirian Samsung Institute dan menggandeng 22 SMK di Jawa Timur saja. Pun di Palembang, Sumatera Utara, perusahaan minuman Coca Cola bakal mempersiapkan pendirian 5 SMK.

"Dengan link and match, kebutuhan tenaga kerja terpenuhi. Pabriknya juga akan menjadi teaching factory," ujar Airlangga.

Kompas TV Presiden mendorong agar pendidikan vokasi lebih berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com