Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan karena Tekanan Daya Beli, Ini Alasan GAP Indonesia Tutup

Kompas.com - 04/12/2017, 12:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Mulai Februari tahun 2018, tak ada lagi gerai GAP di tanah air. PT Gilang Agung Persada, perusahaan pemegang hak operasional GAP di Indonesia, tak memperpanjang kontrak kerja sama dengan GAP Inc., yang bermarkas di San Francisco, California, Amerika Serikat.

Manajemen Gilang Persada membantah penghentian operasional gerai GAP sebagai imbas dari tekanan daya beli industri ritel fashion alias mode di Indonesia. Namun, ini strategi mereka agar fokus mengembangkan merek lain.

"Gerai di Jakarta akan tutup semua, Bali dan Surabaya juga sudah. Kami sudah tidak perpanjang dengan GAP Inc jadi tidak kita perpanjang saja," kata Natasha Nasution, Brand Manager GAP Indonesia seperti dikutip dari Kontan, Senin (4/12/2017).

Gilang Persada memastikan, keputusan bisnis mereka itu juga mempertimbangkan arah pergerakan pasar. "GAP menyasar menengah atas dan bawah juga sebenarnya bisa, cuma kami mengikuti market saja," sebutnya

Baca juga: Pabrik di Wonogiri Ini Garap Pesanan H&M dan Gap

Awalnya Gilang Persada memiliki lima gerai GAP. Namun hingga kini tersisa dua gerai GAP di Jakarta, yaitu di Grand Indonesia dan St Moritz.

Sementara masa operasional gerai GAP di Pondok Indah Mall 2, Jakarta bersifat temporary atau buka sementara. Gilang Persada masih membuka gerai tersebut hanya untuk menghabiskan stok barang. Lantas, dua gerai lain, yakni GAP Tunjungan Plaza 4 di Surabaya dan GAP Kuta Beach Walk di Kuta, Bali sudah ditutup lebih awal.

Adapun fokus Gilang Persada ke depan yakni lebih banyak mengembangkan gerai aksesori dan jam tangan.

"Kami malah banyak lakukan opening gerai itu seperti Casio, kemudian bisnis aksesori lain, ada juga VNC, Justice dan Superdry buka gerai baru," kata Natasha.

Gilang Persada yakin, potensi pasar fashion, jam tangan, dan aksesori tahun depan masih menjanjikan. Hanya saja, mereka tak membeberkan target pembukaan gerai baru tahun depan maupun berapa besar nilai investasi yang disiapkan.

Gilang Persada terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Perusahaan ini, mengempit 4,17 persen saham Gilang Persada per 30 September 2017. Porsi kepemilikan saham Saratoga tak berubah dari sejak mereka mengakuisisi Gilang Persada pada Juli 2014 silam.

Menurut situs resmi Saratoga, Gilang Persada menjalankan bisnis sejak tahun 1995. Perusahaan itu mengelola sekitar 19 merek seperti GAP, Guess, Celine, Givenchy, La Senza, Banana Republic, Superdry, VNC, Gc, Nautica, Swarovski dan Victorinox Swiss Army. (Kontan/Andy Dwijayanto)

Berita ini sudah tayang dengan judul GAP resmi keluar dari Indonesia awal tahun depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com