Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rantai Distribusi Singkat Bikin Harga di Toko Tani Indonesia Lebih Murah

Kompas.com - 04/12/2017, 15:47 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Ibu rumah tangga mana yang tak terpincut dengan harga murah bahan kebutuhan pokok? Bayangkan, kata Manajer Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Inti Pertiwi ada banderol harga beras medium Rp 8.000 per kilogram dalam kemasan 2 kilogram dan 5 kilogram.

Belum lagi, harga daging sapi Rp 75.000 per kilogram. Kalau di pasar biasa, harganya bisa menyentuh selisih mahal Rp 5.000 per kilogram. "Kami menawarkan harga lebih murah," kata Inti.

Inti memberi contoh ikhwal Agro Inovasi Fair yang diselenggarakan di Botani Square Kota Bogor pada 22-25 November 2017. Pada ajang itu, di gerai TTI, harga telur per 10 butir adalah Rp 12.000.

Selanjutnya, harga bawang merah Rp 20.000 per kilogram, bawang putih Rp 16.000 per kilogram, cabai merah Rp 26.000 per kilogram, semua jenis sayuran Rp 5.000 per pak, dan berbagai variasi harga untuk buah-buahan.

Paling kiri, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi di lokasi Toko Tani Indonesia (TTI) Kabupaten Bandung. Keberadaan TTI memperpendek rantai pasok distribusi dan stabilitasi harga pangan.
Badan Ketahanan Pangan Kementan Paling kiri, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi di lokasi Toko Tani Indonesia (TTI) Kabupaten Bandung. Keberadaan TTI memperpendek rantai pasok distribusi dan stabilitasi harga pangan.

Menurut Inti lagi, selama acara tersebut, TTIC sudah menjual beras sebanyak 2 ton, 500 kilogram daging ayam, 500 kilogram  bawang putih, 500 kilogram bawang merah, 600 kilogram telur, serta 200 kilogram buah dan sayuran.
 
"Kami mencoba selalu hadir di berbagai even untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, juga memberi kesempatan kepada warga untuk berbelanja bahan pangan dengan harga terjangkau dan berkualitas," imbuh Inti Pertiwi.

Senang

Toko Tani Indonesia (TTI) di Jalan Swadaya, Kota Makassar. Sampai dengan 2017 usai, Kementerian Pertanian sudah membangun 3.000 TTI di seluruh Indonesia.Josephus Primus Toko Tani Indonesia (TTI) di Jalan Swadaya, Kota Makassar. Sampai dengan 2017 usai, Kementerian Pertanian sudah membangun 3.000 TTI di seluruh Indonesia.

"Karena harga yang kami tawarkan relatif lebih murah dibanding di pasar-pasar, dan kualitasnya bagus, tidak sedikit masyarakat yang tadinya hanya melihat-lihat pameran, akhirnya berbelanja", kata Inti yang mengaku setiap harinya didatangi pengunjung mencapai 1.000 orang pada kegiatan itu.

"Saya senang belanja di sini. Selain pelayanannya ramah dan cepat, harganya ternyata jauh lebih murah dibanding di pasar, apalagi yang dijual di mal," ujar ibu Netty, warga bogor, sambil menenteng beras TTI dalam kemasan 5 kilogram.

Menurut Riwantoro, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP,  pihaknya akan terus megembangkan TTI di berbagai wilayah."Kami akan terus tumbuhkan TTI ditempat-tempat strategis, agar warga tidak kesulitan memperoleh harga pangan berkualitas dengan harga terkangkau," kata Iwan yang ditemui di gerai TTI.

Riwantoro menjelaskan beras TTI bisa dijual lebih murah karena telah dipotongnya mata rantai distribusi pangan yang panjang.

"Harga pangan mahal, karena rantai distribusinya panjang, bisa mencapai 7-8 titik. Setelah kami potong rantai distribusinya hanya menjadi 3 titik, yaitu dari gabungan kelompok tani, ke TTI dan TTI menjual langsung ke warga. Dengan demikian, jelas harganya bisa ditekan dan bisa kami jual lebih murah," demikian Iwan.

Petugas menjelaskan kegiatan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Sulsel. Setiap hari beras produksi gabungan kelompok tani setempat terjual hingga 50 kilogram. Foto diambil Selasa (14/11/2017).Josephus Primus Petugas menjelaskan kegiatan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Sulsel. Setiap hari beras produksi gabungan kelompok tani setempat terjual hingga 50 kilogram. Foto diambil Selasa (14/11/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com