Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Bitcoin "Bubble" yang Berbahaya

Kompas.com - 05/12/2017, 15:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK. KOMPAS.com - Nilai mata uang digital bitcoin terus meroket bahkan hingga hampir mencapai 12.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 162 juta. Penguatan bitcoin yang belum menunjukkan tanda berhenti ini menimbulkan kekhawatiran dan peringatan bagi investor.

Pakar ekonomi dari Yale University, Stephen Roach menyebut, bitcoin dapat menimbulkan risiko "bubble" yang berbahaya

"Ini adalah konsep yang beracun bagi investor," ucap Roach, yang juga mantan kepala ekonom di bank investasi Morgan Stanley seperti dikutip dari CNBC, Selasa (5/12/2017).

Roach merupakan salah satu ekonom yang paling berpengaruh di Wall Street. Ia berkarier di Morgan Stanley selama sekira 30 tahun dan tim ekonomnya sangat dihormati di seluruh dunia.

Baca juga: Bitcoin Telah Hasilkan Miliarder Pertama

Dia mengkritisi lonjakan pembelian terhadap cryptocurrency yang paling populer tersebut.  "Ini adalah bubble yang spekulatif dan berbahaya," ungkap Roach dalam sebuah kesempatan wawancara.

Sepanjang tahun 2017 ini, bitcoin telah menguat lebih dari 1.000 persen. Penguatan tersebut didorong peningkatan minat investor ritel maupun institusional yang memandang mata uang digital sebagai alat pembayaran masa depan dan sarana menyimpan nilai aset.

Beberapa lembaga perdagangan mata uang digital seperti CME dan CBOE juga telah melegitimasi investasi mata uang digital dengan diumumkannya rencana peluncuran kontrak berjangka bitcoin. Hal ini pun mendorong nilai bitcoin melonjak.

Menurut Roach, legitimasi tersebut membuat bitcoin berbahaya bagi investor. Dia menyebut  konsep ini kurang nilai ekonomi instrinsiknya.

"Seperti bubble lainnya, pasti akan meledak. (Nilai mata uang digital) akan turun dan siapa yang paling terakhir investasi akan terdampak paling parah. Tidak ada keraguan terkait itu," kata Roach.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com